#Eps5 l Metodologi 6M l #1 MEMBACA

#Eps5 l Metodologi 6M l #1 MEMBACA

Ringkasan Singkat

Video ini membahas tentang cara yang benar dalam membaca Al-Qur'an, menekankan bahwa membaca Al-Qur'an seharusnya tidak hanya sekadar membaca tulisan, tetapi lebih kepada bagaimana kita memasrahkan diri agar dibacakan dan memahami maknanya melalui hati. Metode 6M diperkenalkan sebagai panduan untuk membaca, mempelajari, memahami, mengamalkan, mensyiarkan, dan melestarikan Al-Qur'an.

  • Membaca Al-Qur'an seharusnya dengan memasrahkan diri agar dibacakan di hati, bukan hanya membaca tulisan.
  • Tilawah berarti mengikuti bacaan yang dibacakan di hati dan mengamalkannya dalam perbuatan.
  • Tujuan membaca Al-Qur'an adalah untuk meningkatkan kesadaran dan ketakwaan.
  • Metode 6M: Membaca, Mempelajari, Memahami, Mengamalkan, Mensyiarkan, Melestarikan.

Pendahuluan: Memahami Al-Qur'an dengan Mudah [0:35]

Sesi ini dibuka dengan membahas tentang Al-Qur'an sebagai petunjuk yang mudah dipahami, bahkan melalui bahasa lisan. Pertanyaan muncul mengenai ayat pertama yang diturunkan, yaitu "Iqra" (bacalah). Ilmu yang luar biasa didapatkan dari guru, Pak Arif, tentang metodologi 6M. Pembahasan akan dimulai secara bertahap dari "Iqra".

Makna "Iqra": Bukan Sekadar Membaca Tulisan [1:37]

Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, "Iqra," beliau menjawab tidak bisa membaca. Namun, ini bukan berarti Nabi tidak bisa membaca tulisan. Surat Al-Alaq ayat 1-5 menjelaskan bahwa membaca di sini adalah membaca dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan. Al-Qalam (pena) diartikan sebagai perkataan Tuhan. Iqra bukan hanya membaca tulisan, tetapi membaca tanda-tanda dalam hati. Ayat-ayat Al-Qur'an ada di kitab, di hati, dan di semesta, ketiganya harus terhubung dan bisa diiqrakan.

Dibacakan, Bukan Membaca: Kunci Mempelajari Al-Qur'an [3:49]

Kunci mempelajari Al-Qur'an bukanlah membaca, melainkan dibacakan. Surat Al-Qiyamah (75:16-19) menjelaskan bahwa Allah akan mengumpulkan Al-Qur'an di dada dan membacakannya. Jadi, membaca Al-Qur'an adalah mengikuti bacaan yang dibacakan di hati. Ketika membuka Al-Qur'an, niatnya adalah memasrahkan diri untuk dialiri kecerdasan dan dibacakan langsung oleh sumber Al-Qur'an. Setelah dibacakan, barulah kita mengikutinya.

Tilawah: Mengikuti Bacaan dan Penjelasan [6:52]

Tilawah bukan sekadar membaca, tetapi mengikuti bacaan dan penjelasannya. Al-Qur'an adalah ahsanal tafsir (sebaik-baik penafsiran), sehingga kita tidak perlu menafsirkan sendiri. Syaratnya adalah memasrahkan akal (pusat kesadaran yang terdiri dari otak, pikiran, hati, nurani) kepada Tuhan agar dibukakan, diarahkan, dan dihubungkan. Proses ini terjadi secara langsung.

Hakikat Tilawah: Mengikuti dengan Perbuatan [7:58]

Surat Al-Baqarah (2:121) menjelaskan bahwa orang-orang yang telah diberi kitab membacanya sebagaimana mestinya (haqqa tilawatihi). Hak tilawah adalah mengikuti bacaan yang diturunkan ke hati dan mengikutinya dengan perbuatan (action). Tilawah yang benar adalah yang sampai pada tindakan nyata. Surat Al-Muzzammil (73:4) menjelaskan bahwa Al-Qur'an akan dibacakan kepada kita sehingga kita tidak akan lupa karena sudah menjadi kesadaran dalam diri. Tujuan membaca Al-Qur'an adalah meningkatkan kesadaran (takwa) yang diiringi dengan perbuatan.

Hubungan Membaca Al-Qur'an dan Salat [11:20]

Surat Al-Ankabut (29:45) menghubungkan antara membaca Al-Qur'an dan mendirikan salat. Al-Qur'an mudah dipelajari jika kita salat saat membacanya, karena terhubung dengan Tuhan. Membaca Al-Qur'an harus dengan sikap hati yang memasrahkan diri kepada Tuhan agar bisa dibuka (Al-Fatihah), diarahkan (iftitah), dan terhubung (salat). Tanpa salat, kita hanya membaca dan mengartikan dengan pikiran sendiri, tanpa terhubung dengan hati.

Bahasa Ajam: Bahasa yang Tidak Tertulis [12:51]

Usluma adalah membaca tulisan, sedangkan iqra adalah membaca yang tidak tertulis (tersirat). Jika membaca tulisan Al-Qur'an tanpa terhubung dengan kesadaran yang lebih tinggi, kita tidak akan mengerti maknanya dan akan selalu lupa. Surat Fatir (35:29) menjelaskan bahwa orang yang membaca kitab Allah, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki adalah orang yang mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. Ayat dijelaskan dengan ayat lain (ayat bil ayat), sehingga kita tidak perlu menambahkan opini atau tafsiran.

Rohul Kudus dan Muslimin: Syarat Memahami Al-Qur'an [15:49]

Surat An-Nahl (16:102) menjelaskan bahwa Rohul Kudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an dengan benar untuk meneguhkan hati orang yang beriman dan menjadi petunjuk bagi orang yang berserah diri (muslimin). Rohul Kudus adalah fasilitas kecerdasan yang dimiliki oleh orang yang sudah sampai di kesadaran roh (AKU 2). Muslimin adalah orang yang berserah diri, menyerahkan seluruh akalnya kepada Tuhan agar dibuka, diarahkan, dan dihubungkan. Bahasa ajam adalah bahasa yang tidak tertulis, seperti tanda-tanda alam yang bisa dimengerti tanpa kata-kata.

Kesimpulan dan Pengantar Metodologi 6M [19:38]

Pembahasan tentang bagaimana mempergunakan akal akan dilanjutkan di episode berikutnya. Metodologi 6M dari guru, Pak Arif, diperkenalkan: Membaca, Mempelajari, Memahami, Mengamalkan, Mensyiarkan, Melestarikan. Banyak masyarakat masih berada pada tahap membaca, belum sampai pada tahap mempelajari, memahami, dan seterusnya. Ini akan dibahas lebih lanjut di episode mendatang.

Watch the Video

Date: 7/23/2025 Source: www.youtube.com
Share

Stay Informed with Quality Articles

Discover curated summaries and insights from across the web. Save time while staying informed.

© 2024 BriefRead