Ringkasan Singkat
Video ini menceritakan tentang Wira, seorang pemuda desa yang memberikan ide-ide inovatif kepada Tuan Indra, seorang pejabat yang diasingkan, untuk meningkatkan perekonomian daerah. Ide-ide tersebut meliputi penghapusan tembok pasar kota, pengembangan ekonomi malam, dan penjualan tanah pemerintah. Namun, ide-ide ini juga menimbulkan kontroversi dan ditentang oleh beberapa pihak. Wira juga menghadapi masalah dengan keluarga Silali yang berusaha menghalangi bisnis sabunnya. Meskipun menghadapi berbagai rintangan, Wira tetap gigih dan berhasil menjual seluruh sabunnya kepada seorang wanita misterius dari keluarga Wibowo.
- Wira memberikan ide-ide inovatif untuk meningkatkan perekonomian daerah.
- Wira menghadapi masalah dengan keluarga Silali yang berusaha menghalangi bisnisnya.
- Wira berhasil menjual seluruh sabunnya kepada seorang wanita misterius dari keluarga Wibowo.
Bab 56: Tuan Indra Memberikan Pandangannya Kembali kepada Wira [0:06]
Wira membahas cara menghasilkan uang dengan Tuan Indra, menyarankan untuk menargetkan orang kaya daripada rakyat biasa. Dia mengusulkan untuk menghancurkan tembok antara pasar-pasar kota agar perdagangan lebih bebas dan menciptakan ekonomi malam dengan mengizinkan bisnis beroperasi di malam hari. Mahendra menentang ide ini karena khawatir akan meningkatkan kriminalitas, tetapi Tuan Indra tertarik dan meminta Wira melanjutkan. Wira menambahkan bahwa dengan kota yang lebih meriah, tuan tanah dan bangsawan akan pindah ke kota, meningkatkan permintaan rumah dan memberikan mata pencaharian bagi rakyat. Tuan Indra berencana mengajukan proposal ini, meskipun Harsa memperingatkan tentang kontroversi yang mungkin timbul. Wira menekankan pentingnya mengabdikan diri kepada negara dan menciptakan perdamaian abadi.
Bab 57: Dampak Perkataan Wira [5:29]
Perkataan Wira tentang misi para sarjana mengguncang hati Tuan Indra, Mahendra, dan Harsa. Tuan Indra bahkan mengejar Wira, tetapi Wira sudah pergi. Tuan Indra menanyakan hubungan Harsa dengan Wira dan ingin mengunjunginya di Desa Pimola, Dusun Dararmadi. Seorang pengirim pesan melaporkan bahwa seorang pengacau bernama Danur melaporkan petugas keamanan dan polisi yang menyalahgunakan kekuasaan mereka. Tuan Indra, yang ternyata adalah Iqbal, bupati yang baru menjabat, berpamitan. Harsa mengungkapkan bahwa Wira membuat gula kristal dan sabun yang laris di kota, tetapi suaminya tidak suka dengan bisnis. Harsa juga mengatakan bahwa keluarga Linardi tidak akan mengakui Wira sebagai menantu kecuali dia menjadi sarjana. Mahendra mengetahui bahwa Wira pergi ke toko kelontong untuk menjual sabun dan memerintahkan semua toko di jalanan itu untuk tidak membelinya.
Bab 58: Wira Mencari Peluang Bisnis [11:31]
Wira tiba di pasar barat dan menawarkan sabunnya kepada penjaga toko, Tuan Suryono, dengan harga 1000 gabak per potong dan eksklusif selama 3 bulan. Tuan Suryono tertarik, tetapi kemudian menolak karena tokonya disewa dari keluarga Silali. Wira mengetahui bahwa sebagian besar toko di jalanan itu milik keluarga Silali, Wibowo, dan Suteja. Danu melaporkan bahwa pengemudi keluarga Silali melarang Tuan Suryono berbisnis dengan mereka. Wira mencoba menjual sabunnya ke toko-toko keluarga Wibowo dan Suteja, tetapi semuanya takut menyinggung keluarga Silali. Danu marah karena modal Wira terancam rugi besar. Wira tetap optimis dan mengajak Danu mencari toko lain.
Bab 59: Tuan Muda Ketiga Keluarga Suteja [17:24]
Wira bertemu dengan Hendra, tuan muda ketiga keluarga Suteja, yang sedang memeriksa keuangan toko kelontongnya. Hendra tertarik dengan gula kristal buatan Wira dan menawarkan untuk menaikkan harganya, tetapi Wira tidak punya stok lagi. Wira mencoba menawarkan sabunnya, tetapi Hendra tidak tertarik. Hendra mencurigai Wira bermasalah dengan keluarga Silali dan ingin mencari tahu lebih lanjut. Wira dan Danu terus mengunjungi toko-toko lain, tetapi tetap ditolak. Pengawal keluarga Silali menghina mereka. Wira memutuskan untuk melakukan promosi langsung ke pelanggan.
Bab 60: Wanita Misterius di Kereta Kuda [25:20]
Wira mendekati sebuah kereta kuda yang indah dan menawarkan sabunnya kepada wanita di dalamnya. Salah satu pelayan menolak, tetapi wanita itu meminta sebaskom air untuk mencoba sabunnya. Wanita itu bertanya mengapa Wira tidak menjual sabunnya di toko kelontong, dan Wira menjelaskan bahwa ada orang licik yang menghalanginya. Wanita itu memanggil penjaga toko kelontong keluarga Wibowo dan mengetahui bahwa keluarga Silali menyuruh mereka untuk berpihak pada mereka. Wanita itu marah dan memecat penjaga toko tersebut. Dia kemudian membeli seluruh sabun Wira dengan harga 100 gabak per potong, tetapi dengan syarat Wira hanya boleh menjual sabun itu kepadanya di provinsi Jawali. Wanita itu memberikan 10 batang emas sebagai pembayaran dan berjanji akan menunggu Wira di kediaman keluarga Wibowo sebulan kemudian.
Bab 61: Peringatan dari Hendra [30:21]
Hendra memperingatkan Wira untuk tidak menyentuh wanita dari keluarga Wibowo itu karena dia dianggap sebagai wanita sial yang menghisap energi vital pria. Wira tidak percaya dan naik ke kereta kudanya. Gandi datang dan melaporkan bahwa orang-orang dari tim penjual ikan dipukul oleh Handoko, Dodi, dan Sony ditangkap oleh Eko dan anak buahnya, dan Danur membawa surat pengaduan ke pengadilan. Wira panik karena Eko dan petugas polisi terlibat, dan Danur nekat menggugat seorang polisi. Kilas balik menunjukkan bahwa tim penjual ikan sangat sukses berkat teknik menangkap ikan dengan busur yang diciptakan Wira. Sony memperhatikan bahwa Handoko tampak sangat yakin bahwa tim penjual ikan akan kalah. Handoko muncul dengan sekelompok preman dan menantang tim penjual ikan untuk bertarung.