Ringkasan Singkat
Podcast ini membahas perkembangan sistem pembayaran nasional di Indonesia, khususnya QRIS, bersama Ketua Umum ASPI, Santo Solim. Beberapa poin penting yang dibahas:
- Peran ASPI sebagai wadah kolaborasi antara bank dan fintech dalam mengembangkan sistem pembayaran.
- Keunggulan sistem pembayaran Indonesia (3I: Interoperabilitas, Interkonektivitas, Integrasi) dibandingkan negara lain.
- Dampak positif QRIS terhadap perekonomian nasional, termasuk efisiensi dan inklusi keuangan.
- Rencana ekspansi QRIS ke negara lain dengan skema Local Currency Transaction (LCT).
- Pentingnya kolaborasi dan keamanan siber dalam industri sistem pembayaran.
Pengantar dan Peran ASPI [1:09]
Podcast dimulai dengan perkenalan Santo Solim sebagai Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). ASPI adalah asosiasi yang terdiri dari pemain-pemain sistem pembayaran, baik bank maupun non-bank (fintech), yang didukung dan diinisiasi oleh Bank Indonesia. Saat ini, ASPI memiliki lebih dari 265 anggota. ASPI berperan sebagai self regulatory organization (SRO) dan lembaga standar yang menetapkan standar teknis dan operasional dalam sistem pembayaran, seperti standar chip pada kartu ATM dan debit. Tujuannya adalah untuk mencapai efisiensi melalui interoperabilitas, interkonektivitas, dan integrasi (3I).
Kewenangan dan Kolaborasi ASPI [6:03]
ASPI memiliki kewenangan untuk mengatur ketentuan teknis dan mikro dalam sistem pembayaran. Semua anggota wajib mengikuti standar yang ditetapkan ASPI. Dalam mengembangkan sistem pembayaran, ASPI mengutamakan kolaborasi antara bank dan fintech, tanpa menganggap fintech sebagai pesaing. Tujuannya adalah untuk memberikan layanan terbaik dan memuaskan konsumen.
Perkembangan dan Faktor Pendorong QRIS [8:52]
QRIS mengalami perkembangan pesat di Indonesia, bahkan sudah bisa digunakan untuk transaksi di luar negeri. Faktor pendorongnya adalah populasi Indonesia yang besar dan produktif, serta penetrasi handphone berkamera yang tinggi. QRIS memberikan alternatif alat bayar yang lebih murah dibandingkan kartu, karena tidak memerlukan mesin EDC yang mahal.
Perbandingan Sistem Pembayaran Indonesia dengan Negara Lain [11:17]
Sistem pembayaran Indonesia, dengan 3I-nya, lebih unggul dibandingkan negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea, dan India. Di negara lain, integrasi sistem pembayaran masih terbatas pada kelompok-kelompok tertentu. Di Jepang, misalnya, penggunaan alat pembayaran contactless dan QR sangat terbatas tergantung asosiasinya. Keunggulan Indonesia adalah semua mesin EDC, QR, dan ATM bisa digunakan untuk semua transaksi.
Dampak QRIS terhadap Perekonomian Nasional [13:49]
QRIS memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional dengan mendorong perdagangan dan interaksi antara konsumen dan pebisnis. Regulator (Bank Indonesia) juga berperan dengan menetapkan pricing yang terjangkau, bahkan gratis untuk merchant mikro dengan transaksi di bawah Rp500.000.
Pergeseran dari Kartu ke QRIS [16:48]
Meskipun QRIS semakin populer, kartu tetap menjadi alternatif pembayaran yang nyaman bagi sebagian segmen masyarakat. Bank Indonesia tidak memaksakan pergeseran total dari kartu ke QRIS, tetapi memberikan pilihan kepada konsumen. Uang tunai juga masih akan tetap ada sebagai simbol negara.
Ekspansi QRIS ke Negara Lain dan Local Currency Transaction (LCT) [19:50]
QRIS sedang diekspansi ke negara lain, seperti Jepang, China, Korea, India, dan negara-negara ASEAN. Dalam kolaborasi dengan negara lain, Bank Indonesia menekankan penggunaan skema Local Currency Transaction (LCT), yaitu transaksi langsung menggunakan mata uang lokal tanpa konversi ke USD terlebih dahulu. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan menguntungkan kedua negara.
Alasan Tidak Bekerja Sama dengan Amerika Serikat dan Pengembangan Standar QRIS [23:30]
Indonesia tidak bekerja sama dengan Amerika Serikat karena sistem pembayaran di negara Barat lebih banyak menggunakan kartu, yang memerlukan investasi mesin EDC yang mahal. QRIS Indonesia berbeda dengan QR di China, karena QR Indonesia berisi data bank merchant dan kategori usaha, serta sudah interoperable dan interkonektif. Standar QRIS Indonesia diusulkan sebagai standar internasional EMV.
Prediksi Sistem Pembayaran di Indonesia ke Depan [31:18]
Sistem pembayaran di Indonesia ke depan diprediksi akan semakin cashless atau less cash society, tetapi uang tunai tetap akan ada sebagai simbol negara. Alat pembayaran akan terus berkembang dengan berbagai alternatif, seperti QRIS untuk tarik tunai, setor tunai, dan transfer. QR standar juga akan ditingkatkan untuk mendukung NFC. Selain B2C, sistem pembayaran juga akan dikembangkan untuk B2B dan cross border.
Sesi "This or That" dengan Pak Santoso [35:17]
Sesi ini berisi pertanyaan-pertanyaan ringan yang dijawab singkat oleh Pak Santoso, seperti preferensi investasi, waktu rapat, media yang ditonton, tempat pensiun, hobi, dan metode pengambilan keputusan.
Pesan untuk Pelaku Industri Sistem Pembayaran [41:10]
Pak Santoso menyampaikan pesan kepada pelaku industri sistem pembayaran untuk terus berkolaborasi, memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menggunakan berbagai alat pembayaran, serta tidak melupakan perlindungan konsumen dan keamanan siber. Ia menekankan pentingnya memperkuat sistem keamanan untuk mencegah penipuan dan cyber scam.
Satu Kata untuk Sistem Pembayaran Nasional [43:08]
Satu kata yang dipilih Pak Santoso untuk menggambarkan sistem pembayaran nasional adalah "kolaborasi".