Ringkasan Singkat
Video ini menceritakan kisah hilangnya Pajajaran dan perubahan zaman melalui pantun yang dinyanyikan oleh Kijuru Pantun. Kisah ini berfokus pada pengkhianatan Jaya Antea, seorang mantan pejabat tinggi Pajajaran, yang menyebabkan keruntuhan kerajaan dan pelarian para pewarisnya, termasuk Putri Purnamasari dan Raden Kumbang Bagus Setra.
- Pengkhianatan Jaya Antea menjadi penyebab utama jatuhnya Pajajaran.
- Putri Purnamasari dan Raden Kumbang Bagus Setra melarikan diri ke selatan dan menjadi cikal bakal Pelabuhan Ratu.
- Pertempuran antara Rakaian Kalang Sunda dan Jaya Antea terjadi di lokasi yang kini dikenal sebagai Gunung Jayanti.
Pembukaan [0:02]
Kijuru Pantun memulai kisahnya dengan iringan alat musik tradisional, menceritakan tentang masa ketika Pajajaran runtuh dan zaman terus berubah. Kisah ini berasal dari Bogor dan sebelumnya diceritakan oleh para juru pantun, kini dinyanyikan kembali.
Kehancuran Pajajaran dan Pelarian Pewaris [1:03]
Ketika benteng Pajajaran diserang dari barat dan utara, Pakuan berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, namun akhirnya runtuh. Di tengah kehancuran ini, tiga keturunan Pajajaran selamat: Raden Kumbang Bagus Setra, Nyimas Putri Purnamasari, dan Rakaian Kalang Sunda. Kumbang Bagus Setra, yang baru menikah dengan putri Nila Kendra Purnamasari, harus meninggalkan kehidupan barunya untuk menyelamatkan diri. Rakaian Kalang Sunda mengawal mereka untuk membuka jalan di tengah kepungan musuh.
Pengkhianatan Jaya Antea [2:43]
Kisah ini mengungkapkan bahwa kekalahan Pajajaran disebabkan oleh pengkhianatan Jaya Antea, seorang pejabat tinggi kerajaan yang berambisi merebut tahta. Karena bukan putra mahkota, Jaya Antea berupaya menikahi Nyimas Purnamasari, putri Prabu Nila Kendra. Namun, Purnamasari menolak karena lebih memilih Raden Kumbang Bagus Setra. Merasa kecewa, Jaya Antea melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan keluarga kerajaan, yang menyebabkan ia diusir dari Pakuan.
Jaya Antea Bergabung dengan Banten [4:15]
Jaya Antea meninggalkan Pakuan dengan dendam dan pergi ke Banten untuk bergabung dengan pasukan kesultanan. Kehadirannya memberikan keuntungan bagi Banten karena ia memiliki taktik perang yang hebat dan memahami seluk-beluk istana Pajajaran.
Serangan ke Pakuan dan Pengejaran Purnamasari [5:07]
Jaya Antea secara diam-diam membuka gerbang Lawang Gintung, memudahkan pasukan Banten memasuki istana. Pertahanan Pajajaran melemah dan istana berhasil direbut. Namun, sebelum pasukan Banten tiba, Pakuan telah dievakuasi. Raja Nilakendra meninggalkan istana untuk mendalami ilmu agama, sementara Putri Purnamasari dan Raden Kumbang Bagus Setra melarikan diri dengan dikawal oleh Rakaian Kalang Sunda. Jaya Antea, yang tidak menemukan Purnamasari di istana, mengejar mereka.
Pertempuran dan Akhir Kisah [7:04]
Dalam pengejaran tersebut, terjadi pertempuran antara Jaya Antea dan para pengawal putri. Jaya Antea berhasil menyusul kelompok putri dan bertarung dengan Raden Kumbang Bagus Setra. Diceritakan bahwa saat bertarung, bumi terbelah dan Kumbang Bagus Setra terjatuh ke dalamnya. Jaya Antea kemudian mencoba menyerang Purnamasari, namun dihalangi oleh Rakaian Kalang Sunda. Dalam pertempuran sengit, Jaya Antea dikalahkan. Putri Purnamasari melanjutkan pelariannya ke pantai selatan dan menjadi pemukim pertama di daerah tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Pelabuhan Ratu. Lokasi pertempuran antara Rakaian Kalang Sunda dan Jaya Antea kini dikenal sebagai Gunung Jayanti di Sukabumi.