Ringkasan Singkat
Video ini menceritakan kisah seorang pemuda bernama Ran yang jenius dalam matematika dan diterima di Universitas Cambri, namun berasal dari keluarga miskin yang tidak mampu membayar biaya kuliah. Meskipun Ran berharap bantuan dari Menteri Pendidikan yang pernah berjanji akan membantunya, ia malah dipermalukan dan ditolak. Ayah Ran berusaha keras mencari pinjaman, namun gagal dan akhirnya meninggal dunia karena kelelahan dan tekanan. Ran terpaksa mengubur mimpinya demi menghidupi keluarganya.
- Ran, seorang jenius matematika, diterima di Universitas Cambri tetapi keluarganya miskin.
- Menteri Pendidikan yang awalnya menjanjikan bantuan, malah mempermalukan dan menolak Ran.
- Ayah Ran meninggal dunia karena kelelahan dan tekanan saat berusaha mencari biaya kuliah.
- Ran terpaksa meninggalkan mimpinya untuk menghidupi keluarganya.
Awal Mula Kesulitan [0:00]
Ran, seorang pemuda jenius dalam matematika, berhasil menjawab hanya satu soal ujian masuk perguruan tinggi dan langsung diterima di Universitas Cambri. Namun, keluarganya sangat miskin dan tidak mampu membayar biaya kuliah sebesar Rp500.000. Mereka kehabisan cara untuk mendapatkan uang tersebut. Ran teringat janji Menteri Pendidikan yang pernah mengatakan bahwa ia adalah jenius matematika negara dan bisa datang kapan saja jika menghadapi kesulitan.
Harapan yang Pupus [0:11]
Dengan penuh harapan, Ran membawa ayahnya yang sudah tua untuk menemui Menteri Pendidikan. Mereka berharap masalah biaya kuliah akan selesai. Namun, Menteri Pendidikan berubah sikap dan tidak mengakui janjinya. Ia tidak memberikan bantuan sama sekali, malah mempermalukan Ran di depan semua orang dengan menuduhnya menipu uang dengan dalih ingin belajar. Menteri tersebut kemudian mengusir ayah dan anak itu.
Perjuangan Sang Ayah [0:39]
Dalam perjalanan pulang, melihat Ran yang khawatir, ayahnya berusaha menghibur dengan mengatakan akan mencari cara untuk biaya sekolah. Meskipun ayah meminjam dari semua kerabat, menjual perhiasan keluarga, dan meminta uang muka dari kantor, ia tetap tidak bisa mengumpulkan bahkan 100.000 yuan. Dengan terpaksa, ia pergi ke bank swasta untuk mencari pinjaman pendidikan anak, namun tidak ada. Ayah Ran merasa putus asa karena impian kuliah anaknya hampir hancur.
Tragedi di Malam Hujan [1:19]
Kepenatan dan tekanan mental membuat ayah Ran tidak bisa bertahan dan jatuh ke tanah. Mereka tidak punya uang untuk memanggil ambulans. Ran dan adiknya harus berani melawan hujan deras dan dengan susah payah menempatkan ayah di sepeda untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, karena Ran terlalu keras memutar pedal, rantai sepeda tiba-tiba putus. Di malam hujan yang putus asa itu, ayah Ran meninggal dunia.
Mengubur Mimpi [1:41]
Dalam semalam, keluarga Ran kehilangan sandaran ekonomi. Untuk membuat keluarga tetap hidup, Ran terpaksa meninggalkan mimpinya untuk kuliah dan mencari pekerjaan.