Ringkasan Singkat
Video ini menceritakan perjalanan merek ponsel lokal Evercoss, mulai dari awal kemunculannya sebagai Cross Mobile, puncak kejayaannya di mana mereka berhasil bersaing dengan merek-merek besar, hingga kemunduran dan upaya mereka untuk beradaptasi dengan pasar yang berubah. Beberapa poin penting yang dibahas meliputi:
- Awal mula Evercoss sebagai Cross Mobile yang menyasar segmen menengah ke bawah.
- Rebranding menjadi Evercoss untuk ekspansi global.
- Pembangunan pabrik di Semarang untuk memenuhi regulasi TKDN dan meningkatkan produksi.
- Faktor-faktor penyebab kemunduran Evercoss, seperti persaingan dari merek asing dan masalah internal.
- Upaya Evercoss untuk beradaptasi dengan memproduksi produk lain selain smartphone.
Opening? [0:00]
Video ini akan membahas kisah perjalanan merek ponsel lokal Evercoss, mulai dari awal berdiri, puncak kejayaan, hingga penyebab kemundurannya. Evercoss pernah menjadi merek ponsel paling laris di Indonesia dan sempat mencoba ekspansi internasional. Video ini akan membahas apa yang membuat nama Evercoss jarang terdengar lagi dan bagaimana nasibnya sekarang.
Awal Mula Evercoss? [0:55]
Pada awal tahun 2000-an, pasar ponsel di Indonesia didominasi oleh merek global seperti Nokia, Blackberry, dan Samsung. Pada tahun 2008, lahirlah Cross Mobile, sebuah merek lokal yang ingin menghadirkan ponsel terjangkau. Cross Mobile melihat celah di segmen menengah ke bawah yang belum dimanfaatkan oleh merek asing. Mereka meluncurkan produk seperti Cross CB series dan Cross A series dengan strategi penjualan yang agresif hingga ke pelosok desa. Pada tahun 2013, Cross Mobile melakukan rebranding menjadi Evercoss karena nama "Cross" dianggap terlalu umum dan sulit untuk ekspansi global, terutama ke Asia Tenggara dan Afrika. Nama Evercoss dipilih agar terdengar lebih modern dan memiliki cita rasa global.
Puncak Kejayaan Evercoss? [3:15]
Setelah rebranding, Evercoss memanfaatkan tren smartphone yang sedang naik daun. Mereka hadir sebagai solusi bagi konsumen yang belum mampu membeli smartphone mahal. Pada tahun 2014, Evercoss membangun pabrik perakitan di Semarang dengan nilai investasi Rp1 triliun untuk memenuhi regulasi TKDN dan memperkuat posisi di pasar. Beberapa ponsel populer mereka adalah Evercoss A series, Winner Series, dan Elevate Series. Dengan pabrik sendiri, Evercoss memiliki kendali penuh atas kualitas dan desain produk serta dapat menekan biaya produksi. Puncak kejayaan Evercoss terjadi sekitar tahun 2014-2016, di mana mereka berhasil masuk top 5 merek smartphone terlaris di Indonesia, bersaing dengan Samsung, Smartfren, Asus, dan Advan. Salah satu faktor utama kesuksesan Evercoss adalah harganya yang kompetitif. Pada tahun 2015, Evercoss meluncurkan smartphone Android One bernama Evercoss One X yang disambut antusias oleh konsumen. Kesuksesan ini juga didukung oleh strategi pemasaran yang menggandeng selebriti dan beriklan di berbagai media.
Akhir Dari Kejayaan Evercoss? [7:03]
Kemunduran Evercoss disebabkan oleh banyaknya gempuran dari merek asing, terutama dari Tiongkok seperti Oppo, Vivo, Xiaomi, dan Realme yang menawarkan fitur lebih baik. Selain itu, Evercoss juga menghadapi tantangan internal, seperti masalah pendaftaran IMEI pada tahun 2020 yang menyebabkan mereka harus berhenti memproduksi ponsel dan merumahkan karyawan. Pandemi Covid-19 juga memperparah situasi dengan mengganggu rantai pasokan dan permintaan pasar. Kurangnya inovasi dan teknologi yang kalah canggih juga menjadi faktor penyebab hilangnya daya tarik Evercoss.
Penutup dan Kesimpulan? [9:47]
Sejak mengalami penurunan, Evercoss mulai membuat produk lain seperti laptop, adaptor, dan perangkat TV digital. Evercoss masih ada dan aktif di berbagai e-commerce, meskipun tidak sepopuler dulu. Terakhir kali Evercoss meluncurkan smartphone adalah pada tahun 2023 dengan Evercoss Luna V6. Kisah Evercoss menjadi pengingat bahwa di dunia teknologi, adaptasi adalah kunci untuk bertahan. Meskipun tidak sekuat dulu, Evercoss tetap menjadi bagian penting dari sejarah industri ponsel lokal di Indonesia.