INI STRATEGI PEMBANGUNAN YANG DIJALANKAN KDM - UNTUK MENYELESAIKAN PROBLEM MASYARAKAT JABAR

INI STRATEGI PEMBANGUNAN YANG DIJALANKAN KDM - UNTUK MENYELESAIKAN PROBLEM MASYARAKAT JABAR

Ringkasan Singkat

Video ini membahas berbagai masalah di Jawa Barat dan solusi yang diusulkan oleh Gubernur, termasuk masalah ideologi, pendidikan, ekonomi, dan peran kepemimpinan. Gubernur menekankan pentingnya ideologi yang kuat, pendidikan yang berkarakter, dan pendekatan yang holistik untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi.

  • Jawa Barat sebagai episentrum politik nasional membutuhkan ideologi baru berbasis spiritualitas.
  • Pendidikan harus membangun nasionalisme dan karakter, dengan figur ayah sebagai panutan.
  • Masalah ekonomi kelas menengah ke bawah memerlukan perubahan pola pikir dan pembebasan dari beban biaya dasar.

Pengantar [0:29]

Bagian awal video menampilkan suasana pedesaan dan interaksi dengan anak-anak sekolah, memperkenalkan penonton pada latar belakang sosial yang akan dibahas lebih lanjut. Seorang anak bernama Iqbal menyebutkan kelas dan sekolahnya, sementara percakapan singkat membahas tentang aturan bermain dan pekerjaan orang tua.

Sambutan Gubernur Jawa Barat [5:09]

Gubernur Jawa Barat memberikan sambutan dalam acara anggota Gitra se-Jawa Barat. Beliau menyampaikan terima kasih atas dukungan dan menekankan pentingnya visi pembangunan berkarakter untuk menjadikan Jawa Barat istimewa. Gubernur juga menyoroti bahwa Kabupaten Tasik sudah menjadi milik Partai Gerindra.

Jawa Barat Sebagai Episentrum Politik Nasional [7:12]

Gubernur menjelaskan bahwa Jawa Barat saat ini menjadi episentrum politik nasional karena tindakan-tindakan "out of the box" yang tidak ada dalam nalar birokrasi dan politik. Beliau menekankan bahwa politik yang dikembangkannya berbasis ideologi, bukan popularitas semata. Ideologi ini harus populis dan ekologis, dengan narasi rohaniah yang dijalani lewat perjalanan spiritualitas.

Tantangan dan Perubahan di Jawa Barat [9:15]

Gubernur membahas tantangan di Jawa Barat, termasuk masyarakat yang terbagi dalam wilayah ideologi, episentrum kebudayaan, dan masyarakat urban plural. Untuk itu, diperlukan pikiran ideologi baru yang didasarkan pada narasi rohaniah dan perjalanan spiritualitas. Pemimpin harus mampu menjawab tantangan dan perubahan, lepas dari sekat-sekat mazhab politik dan keinginan untuk sekadar populer.

Peran Pemimpin dalam Pembangunan [11:20]

Gubernur menekankan bahwa seorang pemimpin harus menerjemahkan pikiran besar dalam perspektif pembangunan yang berkesinambungan. Beliau menyoroti masalah-masalah seperti jumlah manusia yang berlebihan, sekolah yang tidak membuat anak-anak betah, dan kualitas guru yang kurang memadai. Pendidikan harus diukur dengan cinta, bukan hanya target anggaran.

Pendidikan Berbasis Nasionalisme dan Karakter [13:04]

Gubernur mengkritik kurangnya sekolah yang membentuk nasionalisme dan menekankan pentingnya membangun sekolah dengan nalar nasionalisme. Hal ini diperlukan untuk menghadapi gempuran ideologisasi baru dalam generasi yang kehilangan sejarah dan ikatan biologis masa lalunya. Identitas kesundaan dan semangat Siliwangi harus ditanamkan.

Masalah Sosial dan Ekonomi Kelas Menengah ke Bawah [14:51]

Gubernur mengungkapkan data analisis bahwa kekacauan identitas, ekosistem pendidikan, dan kegalauan terjadi berbanding terbalik dengan tahun 2000-an. Anak-anak yang kehilangan arah dan terlibat tawuran rata-rata berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Mereka terjebak dalam pinjaman dengan bunga tinggi dan uang bantuan sosial hanya dipakai untuk membayar hutang.

Perubahan Pola Pikir dan Kesejahteraan Rakyat [17:32]

Gubernur menekankan bahwa masalah utama bukan kurangnya modal, tetapi kurangnya etos kerja dan perubahan pola pikir. Uang harus menjadi modal kerja, bukan hanya konsumsi. Untuk membangun kesejahteraan rakyat, mereka harus dibebaskan dari beban biaya pendidikan, pengobatan, listrik, dan mendapatkan jaminan hari tua yang memadai.

Pendidikan Kebangsaan dan Peran Figur Ayah [19:24]

Gubernur menjelaskan konsep sekolah kebangsaan yang mengajarkan pelatih-pelatih yang terlatih secara emosi dan kejiwaan. Anak-anak Jawa Barat banyak yang kehilangan figur ayah yang tegas, penuh harapan, dan memiliki prinsip. Di barak militer, mereka mendapatkan sentuhan seorang ayah yang membetulkan tali sepatu, kancing baju, dan memberikan idola baru.

Kesimpulan [22:35]

Gubernur menyimpulkan bahwa masalah di Jawa Barat tidak bisa diselesaikan hanya dengan membagikan uang, tetapi harus ada sentuhan psikologi dan sosiologi dari pemimpin yang menghadirkan anak-anak di tengah-tengah mereka, menghadirkan ayahnya, dan menghadirkan ibunya. Keberadaan pemimpin harus sebagai pengganti ayah dan ibunya.

Watch the Video

Date: 6/10/2025 Source: www.youtube.com
Share

Stay Informed with Quality Articles

Discover curated summaries and insights from across the web. Save time while staying informed.

© 2024 BriefRead