Ringkasan Singkat
Video ini membahas strategi untuk tetap mendapatkan keuntungan dari investasi saham melalui dividen, terutama saat harga saham sedang turun. Berikut poin-poin pentingnya:
- Dividen sebagai harapan saat capital gain tidak tercapai.
- Pentingnya memilih saham yang rutin membagikan dividen.
- Contoh perhitungan dividen dari saham batu bara selama 10 tahun terakhir yang menunjukkan potensi balik modal meski dibeli pada harga tinggi.
- Perbandingan antara capital gain dan dividen dari berbagai aspek (potensi keuntungan, risiko, frekuensi, dan prediktabilitas).
Pendahuluan [0:07]
Video ini membahas tentang bagaimana dividen bisa menjadi solusi bagi investor yang sudah terlanjur membeli saham di harga tinggi dan mengalami penurunan harga. Dividen sering dianggap kecil dibandingkan potensi kerugian, namun dalam jangka panjang, dividen dari perusahaan yang konsisten membagikan dividen dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Investasi saham memiliki dua keuntungan utama: capital gain (selisih harga) dan dividen (cash flow). Jika capital gain tidak tercapai, dividen bisa menjadi harapan.
Contoh Nyata: Balik Modal dari Dividen [2:05]
Video ini memberikan contoh data historis pembagian dividen sebuah perusahaan batu bara dari tahun 2015 hingga 2025. Dividen per lembar saham perusahaan ini fluktuatif, pernah mencapai Rp1.094, namun pernah juga hanya Rp75. Dengan asumsi memiliki 100.000 lembar saham, total dividen yang diterima dari tahun 2015 hingga 2025 adalah sekitar Rp447 juta. Jika saham dibeli dengan harga Rp3.000 per lembar (modal Rp300 juta), maka investasi sudah balik modal di atas 100%, mencapai 149%. Bahkan jika saham dibeli pada harga yang lebih tinggi, seperti Rp4.000 atau Rp4.500, potensi balik modal tetap ada. Jika dibeli pada harga tertinggi dalam 10 tahun terakhir (Rp5.025), balik modal masih sekitar 89% hingga tahun 2025, dan akan mencapai 100% jika perusahaan terus konsisten membagikan dividen di tahun-tahun berikutnya.
Simulasi Perhitungan Dividen dan Pengurangan Modal [9:14]
Video ini memberikan simulasi perhitungan pengurangan modal awal investasi dengan dividen yang diterima setiap tahun. Contohnya, jika saham dibeli pada harga Rp5.025 (harga tertinggi), dividen yang diterima setiap tahun akan mengurangi modal awal, sehingga harga saham secara neto menjadi lebih rendah dari harga pasar saat ini. Meskipun harga saham PTBA (Bukit Asam) turun sekitar 51% dari harga tertingginya, investor yang sudah lama memegang saham ini dan menerima dividen secara rutin akan merasa lebih tenang karena harga saham neto mereka sudah lebih rendah.
Capital Gain vs Dividen: Plus dan Minus [13:22]
Video ini membandingkan capital gain dan dividen dari berbagai aspek:
- Capital Gain:
- Plus: Potensi persentase keuntungan lebih besar, bisa diperoleh lebih sering sesuai kemampuan analisa, potensi keuntungan besar.
- Minus: Ada potensi capital loss, sulit diprediksi, portofolio bisa menurun, bergantung pada kemampuan analisa.
- Dividen:
- Plus: Tidak ada dividen loss, nominal dividen lebih konstan, lebih mudah diprediksi, dengan melihat history bisa diproyeksikan dividen di masa depan, lebih dipilih bagi yang ingin memperoleh cash flow tahunan.
- Minus: Persentase dividen biasanya lebih kecil, hanya diperoleh satu sampai dua kali dalam setahun, tidak ada dividen yield besar dalam jangka pendek, bergantung pada kebijakan perusahaan dan jumlah laba.
Investor dapat memilih antara capital gain dan dividen sesuai dengan profil dan preferensi masing-masing. Capital gain cocok bagi yang ingin meningkatkan portofolio dengan cepat dan menyukai tantangan, sementara dividen cocok bagi yang lebih konservatif dan mencari cash flow rutin.