Ringkasan Singkat
Ringkasan ini membahas buku "Ketidakkoherenan Para Filsuf" karya Al-Ghazali, yang mengkritik metafisika Aristoteles dan para filsuf Islam yang mengikutinya. Al-Ghazali mengidentifikasi 20 masalah utama dalam pemikiran filosofis, termasuk pandangan tentang keabadian dunia, pengetahuan Tuhan, dan kebangkitan jasmani.
- Kritik terhadap metafisika Aristoteles
- Penolakan terhadap keabadian dunia
- Penegasan keterbatasan akal manusia dalam memahami Tuhan
Pendahuluan [0:12]
Al-Ghazali memulai dengan doa dan pengantar, menjelaskan bahwa ia menulis buku ini untuk membantah para filsuf yang telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti pemikiran Yunani kuno seperti Socrates, Hipocrates, Plato, dan Aristoteles. Ia merasa prihatin dengan orang-orang yang terpesona oleh kecerdasan para filsuf ini dan tanpa kritis menerima pandangan mereka, yang bertentangan dengan ajaran agama. Al-Ghazali bermaksud untuk mengungkap ketidakkonsistenan dalam pemikiran para filsuf dan memperingatkan orang-orang cerdas agar tidak tertipu oleh ajaran sesat mereka.
Masalah 1: Keyakinan Mereka: Keabadian Dunia [25:50]
Mayoritas filsuf, baik kuno maupun modern, percaya bahwa dunia ini abadi dan selalu ada bersama Tuhan. Mereka berpendapat bahwa dunia adalah akibat dari Tuhan, seperti cahaya dari matahari, dan prioritas Tuhan terhadap dunia adalah prioritas sebab terhadap akibat, bukan prioritas dalam waktu. Al-Ghazali menolak pandangan ini, dengan menyatakan bahwa tidak mungkin sesuatu yang temporal berasal dari sesuatu yang abadi tanpa perantara. Ia berpendapat bahwa jika Tuhan mampu menciptakan dunia, tidak ada alasan mengapa Dia tidak melakukannya sebelumnya.
Masalah 2: Keyakinan Mereka: Dunia, Waktu, dan Alam [1:54:29]
Para filsuf percaya bahwa dunia tidak akan pernah berakhir, karena dunia adalah akibat dari penyebab yang abadi dan kekal. Al-Ghazali menolak pandangan ini, dengan menyatakan bahwa jika dunia musnah, maka tidak ada lagi keberadaannya. Ia berpendapat bahwa kemungkinan keberadaan tidak pernah berakhir, sehingga dunia harus terus ada selamanya. Al-Ghazali juga membahas argumen para filsuf tentang gerhana matahari dan bulan, dengan menyatakan bahwa teori-teori ini tidak bertentangan dengan ajaran agama dan telah ditetapkan dengan bukti astronomi dan matematika.
Masalah 3: Tentang Ketidakjujuran Mereka [2:14:47]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena mengklaim bahwa Tuhan adalah pelaku dan pencipta dunia, padahal prinsip-prinsip mereka bertentangan dengan gagasan ini. Ia berpendapat bahwa para filsuf tidak jujur karena mereka percaya bahwa dunia ini abadi, sedangkan tindakan harus memiliki awal dalam waktu. Al-Ghazali juga mengkritik para filsuf karena mengklaim bahwa Tuhan itu satu dalam segala hal, sedangkan dunia terdiri dari berbagai hal.
Masalah 4: Ketidakmampuan Mereka untuk Membuktikan Keberadaan Sang Pencipta [3:10:58]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena ketidakmampuan mereka untuk membuktikan keberadaan Sang Pencipta dengan argumen rasional. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan argumen yang tidak meyakinkan dan perbandingan yang salah antara kehendak Tuhan dan kehendak manusia. Al-Ghazali menegaskan bahwa iman kepada Tuhan adalah masalah keyakinan, bukan demonstrasi rasional.
Masalah 5: Ketidakmampuan Mereka untuk Menyelidiki bahwa Tuhan itu Esa [3:24:40]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena ketidakmampuan mereka untuk membuktikan dengan argumen rasional bahwa Tuhan itu esa. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa keesaan Tuhan adalah masalah keyakinan, bukan demonstrasi rasional.
Masalah 6: Penolakan Mereka terhadap Atribut Ilahi [3:55:11]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena menolak atribut Ilahi, seperti pengetahuan, kekuasaan, dan kehendak. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan argumen yang tidak meyakinkan dan perbandingan yang salah antara atribut Tuhan dan atribut manusia. Al-Ghazali menegaskan bahwa atribut Ilahi adalah masalah keyakinan, bukan demonstrasi rasional.
Masalah 7: Tesis Mereka: Tidak Ada yang Berbagi Genus Tuhan [4:28:01]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena tesis mereka bahwa tidak mungkin sesuatu memiliki genus yang sama dengan Tuhan, terpisah dari-Nya oleh diferensiasi. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa tesis ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 8: Membantah bahwa Tuhan adalah Makhluk Sederhana [4:42:07]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena mengklaim bahwa Tuhan adalah wujud yang sederhana, yaitu wujud yang murni, tanpa esensi yang menjadi tujuan keberadaan. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 9: Gagal Membuktikan Ketidakmateriaan Tuhan [4:48:49]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena gagal membuktikan dengan argumen rasional bahwa Tuhan itu immaterial. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 10: Gagal Membuktikan Penciptaan Tuhan [4:58:34]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena gagal membuktikan dengan argumen rasional bahwa ada penyebab atau pencipta dunia. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 11: Para Filsuf Mengklaim Tuhan Mengetahui Yang Lain [5:01:15]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena mengklaim bahwa Tuhan mengetahui Yang Lain. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 12: Kegagalan Membuktikan bahwa Tuhan Mengenal Diri-Nya Sendiri [5:13:36]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena gagal membuktikan bahwa Tuhan mengenal Diri-Nya sendiri. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 13: Membantah bahwa Tuhan Tidak Mengetahui Hal-Hal Khusus [5:18:49]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena ajaran mereka bahwa Allah Maha Tinggi dari apa yang mereka katakan, tidak mengetahui hal-hal khusus yang dapat dibagi sesuai dengan pembagian waktu menjadi 'akan ada,' 'adalah,' dan 'adalah.' Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 14: Kegagalan Membuktikan bahwa Surga Itu Hidup [5:40:44]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena gagal membuktikan bahwa surga itu hidup. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 15: Membantah Keyakinan Mereka tentang Apa yang Menggerakkan Surga [5:50:07]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena keyakinan mereka tentang apa yang menggerakkan surga. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 16: Membantah Teori Jiwa Surgawi yang Mahatahu [5:58:39]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena teori mereka bahwa jiwa-jiwa di surga mengetahui semua hal-hal khusus yang berasal dari dunia. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 17: Menolak Keniscayaan Peristiwa Alam [6:27:52]
Al-Ghazali menolak keniscayaan peristiwa alam. Ia berpendapat bahwa Allah memiliki kuasa untuk mengubah hukum alam dan melakukan mukjizat. Al-Ghazali menegaskan bahwa keyakinan pada keniscayaan peristiwa alam membatasi kekuasaan Allah dan bertentangan dengan ajaran agama.
Masalah 18: Gagal Membuktikan Sifat Jiwa [6:54:58]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena ketidakmampuan mereka untuk memberikan demonstrasi rasional atas teori mereka bahwa jiwa manusia adalah substansi spiritual yang ada dalam dirinya sendiri; tidak memenuhi ruang; bukan tubuh, atau terkesan pada tubuh; dan tidak terhubung maupun terputus dengan tubuh. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 19: Membantah Tesis Keabadian Jiwa [7:47:06]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena tesis mereka bahwa, agar dapat ada, jiwa manusia tidak dapat dihancurkan; dan bahwa mereka abadi. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini tidak memiliki dasar dalam akal atau agama.
Masalah 20: Membantah Penolakan Kebangkitan Jasmani [8:04:32]
Al-Ghazali mengkritik para filsuf karena menolak kebangkitan jasmani. Ia berpendapat bahwa para filsuf hanya mengandalkan asumsi-asumsi yang sewenang-wenang dan perbandingan yang salah antara Tuhan dan makhluk ciptaan. Al-Ghazali menegaskan bahwa klaim ini bertentangan dengan ajaran agama dan meniadakan janji pahala dan hukuman di akhirat.
Kesimpulan [8:49:40]
Al-Ghazali menyimpulkan bahwa para filsuf telah melakukan kesalahan dalam tiga masalah utama: keabadian dunia, pengetahuan Tuhan, dan kebangkitan jasmani. Ia menegaskan bahwa keyakinan pada teori-teori ini bertentangan dengan ajaran Islam dan menuduh para nabi melakukan kepalsuan. Al-Ghazali mengakui bahwa para filsuf mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang masalah-masalah lain, tetapi ia berpendapat bahwa tiga masalah ini cukup untuk mencap mereka sebagai orang yang tidak percaya.