Ringkasan Singkat
Video ini adalah kajian kitab Mukhtasar at-Targhib wa Tarhib yang disampaikan oleh Buya Yahya dari Al-Bahjah TV. Kajian ini membahas tentang pentingnya ikhlas dalam niat, terutama dalam berjihad di jalan Allah, serta bagaimana seharusnya sikap seorang Muslim terhadap dunia dan akhirat. Beberapa poin penting yang dibahas meliputi:
- Niat yang ikhlas adalah kunci diterimanya amal ibadah.
- Dunia adalah sarana, bukan tujuan utama.
- Pentingnya menjaga hati dan lisan agar tidak menyakiti orang lain.
- Keutamaan mendahulukan kepentingan akhirat daripada dunia.
Pembukaan [16:11]
Acara dimulai dengan pembukaan dan sapaan kepada guru tercinta, Buya Yahya, beserta keluarga, serta kepada seluruh pemirsa Albahjah TV dan pendengar setia Radioqu Network. Ungkapan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya yang memungkinkan pertemuan kembali di Majelis Taklim Albahjah. Program kajian kitab Mukhtasar at-Targhib wa Tarhib ini rutin diselenggarakan setiap Ahad pagi di aula utama Lembaga Pengembangan Dakwah Albahjah Cirebon dan disiarkan langsung melalui Albahjah TV dan Radioqu Network.
Mukadimah oleh Ustadz Fadli Aziz [22:14]
Ustadz Fadli Aziz menyampaikan mukadimah yang berisi tentang pentingnya bersyukur atas kemudahan yang diberikan Allah untuk melakukan kebaikan, salah satunya adalah dengan menghadiri majelis ilmu. Majelis ilmu menghubungkan kita dengan Allah dan akhirat. Ustadz Fadli Aziz menekankan bahwa kita harus memperbanyak sebab-sebab yang menghubungkan kita dengan akhirat karena dunia ini penuh dengan tipu daya yang melalaikan.
Hakikat Dunia dan Akhirat [40:47]
Ustadz Fadli Aziz menjelaskan bahwa Allah tidak melarang kita mencari dunia, tetapi Allah memberikan pendekatan tentang hakikat dunia yang melalaikan dan menipu. Dunia lebih rendah dari bangkai kambing di hadapan Allah. Larangan yang ada adalah mencintai dunia secara berlebihan. Kewajiban kita adalah mengambil asbab (proses) dalam mencari dunia. Imam Nawawi mengatakan bahwa mengambil proses itu diharuskan, meninggalkannya adalah kebodohan, dan berpegang pada asbab adalah kekafiran.
Sikap Terhadap Dunia [46:57]
Ustadz Fadli Aziz menjelaskan bahwa kita harus fokus pada akhirat dan jangan lupakan dunia. Ada tingkatan-tingkatan manusia dalam memandang dunia dan akhirat: mementingkan akhirat dan melupakan dunia, fokus pada akhirat dan tidak lupa dunia, mementingkan dunia dan tidak lupa akhirat, dan sama sekali tidak ingat akhirat. Orang yang mementingkan akhirat akan selalu memikirkan bagaimana agar hartanya bisa bermanfaat untuk akhirat.
Cara Mementingkan Akhirat [56:54]
Ustadz Fadli Aziz menjelaskan bahwa daya tarik dunia lebih kuat daripada daya tarik akhirat. Untuk mementingkan akhirat, kita harus mencari sebab-sebab yang menghubungkan kita dengan akhirat. Beberapa inti yang menjerumuskan kita cinta kepada dunia adalah sering bergaul dengan manusia (mukhalatun nas), melihat hal-hal yang indah (rukyatul hasanat), dan mencari-cari kelezatan (attaarud lil malzudzat). Sementara itu, cara agar kita mementingkan akhirat adalah dengan uzlah (menyendiri) untuk tafakur dan mutalaatul ilmi (belajar ilmu).
Kajian Kitab At-Targhib wa At-Tarhib oleh Buya Yahya [1:12:19]
Buya Yahya memulai kajian kitab At-Targhib wa At-Tarhib dengan membahas tentang ikhlas dalam niat berjihad di jalan Allah. Orang yang berjihad hanya untuk mendapatkan rampasan perang tidak akan mendapatkan pahala. Niat harus karena Allah, dan rampasan perang adalah tambahan rezeki. Para sahabat Nabi bimbang ketika mendengar bahwa orang yang berperang hanya untuk mendapatkan kekayaan tidak mendapatkan pahala.
Niat dalam Beramal [1:22:36]
Buya Yahya menjelaskan hadis tentang niat, bahwa sesungguhnya amal perbuatan manusia itu tergantung bagaimana niatnya. Jika niatnya baik karena Allah, maka ia akan mendapatkan sesuai dengan niatnya. Jika niatnya jelek, maka tidak diterima oleh Allah. Orang yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya akan mendapatkan Allah dan Rasul-Nya, tetapi jika hijrah hanya untuk dunia atau mencari perempuan, maka ia hanya mendapatkan itu saja.
Keutamaan Jihad dan Pahala [1:24:49]
Buya Yahya menjelaskan bahwa tidak ada satu pasukan perang di jalan Allah yang selamat dan mendapatkan harta rampasan perang, kecuali dia telah mendahulukan dua pertiga pahalanya di dunia. Sebaliknya, jika tidak mendapatkan apa-apa, bahkan kalah dan terkena musibah, maka pahalanya utuh. Buya Yahya juga mengingatkan kepada para pengajar di masjid dan TPQ untuk selalu ikhlas dalam mengajar.
Menjaga Keikhlasan [1:30:39]
Buya Yahya menjelaskan bagaimana cara melihat apakah kita ikhlas atau tidak dalam berjuang. Jika kita sudah mendapatkan uang barokah, maka kita harus semakin semangat dalam berjuang. Kita harus menikmati uang barokah tersebut untuk hal yang halal dan untuk kehidupan keluarga. Jika kita sudah biasa mengajar di masjid atau musala dan mendapatkan bisyarah, tetapi kemudian gundah dan ingin meninggalkan tugas mulia tersebut hanya karena melirik uang yang lebih banyak, maka kita harus koreksi kembali ketulusan kita.
Nasihat untuk Orang Kaya [1:32:50]
Buya Yahya memberikan nasihat kepada orang-orang kaya yang punya latar belakang pesantren dan punya ilmu agama untuk menghidupkan kembali madrasah diniah di kampung-kampung dengan ilmu yang mereka miliki. Mereka tidak perlu dibayar karena sudah punya penghasilan yang cukup. Buya Yahya juga mengingatkan bahwa jika kita belum menikmati di saat berada di tempat yang mulia, maka khawatir hati kita sudah kotor dan rusak.
Tanya Jawab: Safar Maksiat dan Hutang [1:37:40]
Buya Yahya menjawab pertanyaan tentang safar yang bersifat maksiat, yaitu bepergian dengan tujuan untuk melakukan kemaksiatan. Orang yang melakukan safar dengan tujuan maksiat tidak diperbolehkan jamak dan qasar salat. Buya Yahya juga mengingatkan kepada para jemaah tabligh untuk tidak mencoreng jemaah tabligh dengan perilaku-perilaku individu yang tidak memberi nafkah kepada keluarga.
Tanya Jawab: Bonus Perusahaan dan Hutang [1:44:27]
Buya Yahya menjawab pertanyaan tentang seseorang yang mendapatkan bonus dari perusahaan dan ingin membagikannya kepada keluarga dan tetangga, tetapi juga memiliki hutang. Buya Yahya menjelaskan bahwa jika hutang belum jatuh tempo dan sudah ada gambaran untuk membayarnya, maka boleh bersedekah. Skala prioritas dalam bersedekah adalah orang yang paling dekat dan paling membutuhkan.
Tanya Jawab: Suami yang Berdoa dan Membandingkan [1:50:52]
Buya Yahya menjawab pertanyaan tentang seorang suami yang sering berdoa agar istrinya menjadi salehah dan membandingkannya dengan wanita lain. Buya Yahya mengatakan bahwa seorang istri jangan baper jika mendengar doa suami seperti itu, tetapi jadikan itu sebagai bahan koreksi diri. Namun, membandingkan adalah kejahatan seorang suami dan hukumannya besar di hadapan Allah. Buya Yahya juga mengingatkan kepada para suami untuk menjaga lisan dan perasaan pasangan.
Penutup dan Doa [1:59:20]
Buya Yahya mengajak para pemirsa untuk bersedekah kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Buya Yahya juga mengumumkan tentang acara Malam Cinta Rasul dan penerimaan santri baru di Albahjah. Acara ditutup dengan doa keberkahan.