Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang analisis saham Astra Internasional (ASII) dan strategi investasi dividen dengan membandingkan saham BBRI dan ITMG. Poin-poin utama meliputi:
- Penurunan harga saham ASII yang signifikan dari harga tertinggi, namun masih menghasilkan laba besar dan dividen menarik.
- Strategi memanfaatkan dividen untuk pengembalian modal secara bertahap atau reinvestasi dividen untuk meningkatkan jumlah lembar saham.
- Perbandingan investasi dividen pada saham BBRI (sektor perbankan yang stabil) dan ITMG (sektor batu bara yang fluktuatif).
- Diversifikasi portofolio untuk menyeimbangkan kinerja saham yang berbeda.
Pendahuluan [0:07]
Video ini membahas tentang analisis saham, khususnya saham Astra Internasional (ASII). Penulis menekankan bahwa semua pembahasan dalam video ini bukanlah sebuah rekomendasi, melainkan hanya bersifat informasi saja. Investor harus menyadari bahwa segala kerugian yang terjadi akibat investasi merupakan tanggung jawab masing-masing.
Analisis Saham Astra Internasional (ASII) [0:21]
Saham Astra Internasional (ASII) dikategorikan sebagai saham besar dengan kapitalisasi pasar yang signifikan dan menghasilkan laba besar. Harga saham ASII telah mengalami penurunan sekitar 51% dari harga tertinggi sepanjang masa di 9.350 ke 4.570 saat video ini dibuat. Meskipun demikian, saham ini memenuhi tiga kriteria menarik: menghasilkan laba bersih di atas Rp5 triliun, memiliki dividen yield di atas 5%, dan PBV di bawah satu kali. Laba bersih ASII tercatat sebesar 6,9 triliun dengan dividen yield 8,8% dan PBV 0,84 kali. Meskipun laba mengalami penurunan dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya, PBV saat ini merupakan salah satu yang terendah dalam 10 tahun terakhir.
Riwayat Pembagian Dividen ASII [2:52]
Astra Internasional (ASII) biasanya membagikan dividen dua kali dalam setahun sejak 2015. Total pembayaran dividen ASII mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dengan kenaikan signifikan hingga 130% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022, namun juga penurunan pada tahun 2024 dan dividen pertama tahun 2025. Jika seseorang memiliki 100.000 lembar saham ASII, total dividen yang diterima bervariasi, pernah mencapai Rp16 juta setahun, tetapi juga pernah mencapai Rp65 juta setahun. Jika saham dibeli pada harga Rp6.000, total dividen yang dibagikan dari 2015 hingga 2025 (dividen pertama) mencapai 50,5% dari modal awal.
Strategi Memanfaatkan Dividen [4:59]
Jika harga saham mengalami penurunan signifikan, ada dua strategi yang bisa diterapkan. Pertama, memanfaatkan dividen untuk pengembalian modal secara bertahap, meskipun dividen yield biasanya di bawah 10%, setidaknya ada pengembalian dana minimal sekitar 6-7% setiap tahun. Kedua, melakukan reinvestasi dividen untuk memperoleh lembar saham yang semakin banyak, yang berpotensi meningkatkan dividen di masa depan. Pilihan antara menarik dividen untuk mengurangi harga beli atau reinvestasi dividen tergantung pada keyakinan dan tujuan investasi masing-masing. Skenario ini hanya berlaku untuk saham dengan prospek bagus, laba yang bertumbuh, pembagian dividen yang konsisten, dan potensi berkembang di masa depan.
Perbandingan Investasi Dividen: BBRI vs ITMG [10:37]
Video ini membandingkan investasi dividen pada dua saham dengan sektor yang berbeda: BBRI (perbankan) dan ITMG (batu bara). Harga BBRI telah turun sekitar 41% dari harga tertinggi, sementara ITMG turun sekitar 51%. Dividen per lembar BBRI adalah Rp343 (total), sedangkan ITMG adalah Rp3.473 (total). Potensi dividen yield BBRI sekitar 9,1%, sedangkan ITMG sekitar 15,7%. Rata-rata dividen yield kedua saham ini sekitar 14,8%. Dividen dapat menjadi penyeimbang jika portofolio mengalami penurunan dari sisi capital loss.
Proyeksi Laba dan Dividen [16:54]
Laba Q1 2025 BBRI mengalami penurunan 13,9%, sedangkan ITMG mengalami kenaikan 10,2%. Jika diproyeksikan ke dalam angka dividen per share, dividen BBRI diperkirakan turun menjadi Rp296, sedangkan ITMG naik menjadi Rp3.826. Potensi dividen yield proyeksi BBRI adalah 7,9%, sedangkan ITMG adalah 17,3%. Rata-rata dividen yield kedua saham ini menjadi 15,9%. Kenaikan dividen ITMG dapat menyeimbangkan penurunan kinerja BBRI. Pilihan portofolio (terdiversifikasi atau terkonsentrasi) tergantung pada karakter dan kenyamanan investor. Kenaikan dividen yield akan mempercepat pengembalian modal dari dividen yang diterima setiap tahunnya.