More Letters from a Stoic (Volume 2) by Seneca | Audiobook with Text

More Letters from a Stoic (Volume 2) by Seneca | Audiobook with Text

Ringkasan Singkat

Surat-surat Seneca membahas berbagai topik filosofis, termasuk kebajikan, kesehatan, kebijaksanaan, istirahat, bunuh diri, kebaikan tertinggi, dan pentingnya filsafat dalam kemajuan manusia. Berikut adalah poin-poin utama:

  • Kebajikan adalah kebaikan tertinggi dan esensial untuk kebahagiaan.
  • Kesehatan yang buruk dan penderitaan dapat ditanggung dengan ketabahan dan kebijaksanaan.
  • Istirahat dan refleksi diri penting untuk pertumbuhan pribadi.
  • Bunuh diri adalah pilihan yang dapat diterima dalam keadaan tertentu.
  • Filsafat memainkan peran penting dalam kemajuan dan perbaikan umat manusia.

Surat 66: Tentang Berbagai Aspek Kebajikan [0:12]

Seneca membahas tentang Claranus, seorang pria dengan jiwa yang kuat meskipun tubuhnya lemah, menekankan bahwa kebajikan tidak memerlukan penampilan fisik yang baik. Dia menjelaskan bahwa kebaikan dapat dibagi menjadi tiga jenis: utama (kegembiraan, kedamaian), kedua (ketahanan terhadap penderitaan), dan ketiga (sikap sederhana). Kebajikan itu sendiri tidak berkurang atau bertambah, tetapi berubah sesuai dengan peran yang dimainkan. Semua kebajikan adalah sama karena didasari oleh akal yang benar. Seneca berpendapat bahwa tidak ada perbedaan antara kegembiraan dan ketabahan dalam menghadapi rasa sakit, karena keduanya menunjukkan kebesaran jiwa. Dia menekankan bahwa kebajikan harus dilakukan dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Surat 67: Tentang Kesehatan yang Buruk dan Ketahanan Terhadap Penderitaan [29:35]

Seneca membahas tentang musim semi yang tidak menentu dan kesehatannya yang buruk. Dia menjawab pertanyaan Lucilius tentang apakah setiap kebaikan itu diinginkan. Seneca menjelaskan bahwa ketabahan dalam menghadapi siksaan, keberanian menghadapi kematian, dan kesabaran dalam menghadapi penyakit adalah hal yang diinginkan karena kebajikan yang memungkinkan kita untuk menanggung kesulitan dengan sabar adalah hal yang diinginkan. Dia menekankan bahwa bukan hanya ketahanan terhadap siksaan, tetapi ketahanan yang berani yang diinginkan. Seneca juga menyebutkan bahwa beberapa doa bersifat terbuka dan terus terang, sementara yang lain diungkapkan secara tidak langsung. Dia mencontohkan dengan Decius yang mengorbankan dirinya untuk negara.

Surat 68: Tentang Kebijaksanaan dan Pensiun [37:54]

Seneca menyarankan Lucilius untuk pensiun dan menyembunyikan diri dalam ketenangan, tetapi juga menyembunyikan masa pensiunnya. Dia menjelaskan bahwa orang bijak tidak pernah lebih aktif daripada ketika dia memahami hal-hal ilahi dan manusiawi. Seneca menyarankan untuk tidak membual tentang masa pensiun seseorang, tetapi untuk berbicara buruk tentang diri sendiri ketika sendirian untuk membiasakan diri dengan kebenaran. Dia juga membahas tentang bagaimana menyembuhkan luka jiwa dan lebih baik untuk dimaafkan daripada iri pada masa pensiun seseorang. Seneca merekomendasikan pensiun agar dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih besar dan lebih indah.

Surat 69: Tentang Istirahat dan Kegelisahan [44:53]

Seneca tidak menyukai Lucilius yang sering berpindah-pindah tempat karena hal itu menandakan semangat yang tidak stabil. Dia menjelaskan bahwa semangat tidak dapat tumbuh menjadi kesatuan kecuali jika telah berhenti dari rasa ingin tahu dan pengembaraannya. Seneca menyarankan untuk tidak membiarkan ketenangan atau kelupaan kehidupan masa lalu terganggu. Dia menekankan bahwa emosi segera kembali menyerang dan bahwa tidak ada kejahatan yang tidak menawarkan bujukan. Seneca menyarankan untuk merenungkan dan mempraktikkan cara menyambut kematian.

Surat 70: Tentang Waktu yang Tepat untuk Melepaskan Kabel [47:32]

Seneca membahas tentang perjalanan hidup dan bagaimana orang bijak akan hidup selama dia harus hidup, bukan selama dia bisa. Dia menekankan pentingnya hidup dengan baik daripada hanya hidup. Seneca mengkritik orang Rhodian yang memilih untuk hidup dalam kurungan daripada bunuh diri. Dia menjelaskan bahwa ada saat-saat ketika seseorang harus menahan diri untuk tidak melakukan hukuman sendiri dan bahwa kematian yang berlarut-larut selalu berarti kematian yang lebih buruk. Seneca mencontohkan dengan Scribonia yang menasihati Drusus Libo untuk tidak melakukan pekerjaan orang lain. Dia menekankan bahwa setiap orang harus membuat hidupnya dapat diterima oleh orang lain selain dirinya sendiri, tetapi kematiannya hanya untuk dirinya sendiri. Seneca memberikan contoh tentang seorang gladiator Jerman yang bunuh diri daripada menghadapi kematian yang memalukan.

Surat 71: Tentang Kebaikan Tertinggi [1:01:35]

Seneca menjelaskan bahwa untuk mengetahui apa yang harus dihindari atau dicari, seseorang harus mempertimbangkan hubungannya dengan Kebaikan Tertinggi. Dia menyatakan bahwa Kebaikan Tertinggi adalah apa yang terhormat dan bahwa apa yang terhormat adalah satu-satunya kebaikan. Seneca mengutip Socrates yang mengatakan bahwa seseorang harus mengikuti aturan-aturan ini agar bahagia, bahkan jika orang lain menganggapnya bodoh. Dia menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara terpilihnya Cato sebagai praetor dan kegagalannya dalam pemilu, karena kebajikan yang sama digunakan untuk mengatasi nasib buruk dan mengendalikan nasib baik. Seneca menekankan bahwa segala sesuatu di alam semesta ditakdirkan untuk lahir, tumbuh, dan dihancurkan.

Surat 72: Tentang Bisnis Sebagai Musuh Filsafat [1:23:02]

Seneca menjelaskan bahwa studi filsafat tidak boleh ditunda sampai seseorang memiliki waktu luang. Dia menekankan bahwa tidak ada waktu yang tidak cocok untuk studi yang bermanfaat. Seneca menjelaskan bahwa kebahagiaan orang bijak adalah tenunan yang tidak dapat dirobek oleh kejadian atau perubahan nasib apa pun. Dia menjelaskan bahwa perbedaan antara orang yang bijaksana dan orang yang sedang dalam proses menjadi bijaksana adalah sama dengan perbedaan antara orang yang sehat dan orang yang sedang dalam masa pemulihan dari penyakit parah. Seneca mengatakan bahwa kebahagiaan sejati adalah sesuatu di dalam diri seseorang dan bahwa semua yang dikejar orang banyak surut dan mengalir.

Surat 73: Tentang Filsuf dan Raja [1:30:04]

Seneca berpendapat bahwa mereka yang setia mengabdikan diri pada filsafat tidak keras kepala atau pemberontak. Dia menjelaskan bahwa tidak ada kelas manusia yang begitu populer di kalangan filsuf seperti penguasa. Seneca menjelaskan bahwa orang bijak menghargai mereka yang telah memungkinkan dia untuk mempraktikkan teori-teori baiknya dalam keamanan. Dia menjelaskan bahwa filsafat mengajarkan untuk mengakui hutang atas manfaat yang diterima dan untuk membayarnya dengan hormat. Seneca mengutip seorang penyair yang mengatakan bahwa dia berutang budi kepada seorang gembala atas waktu senggangnya. Dia menjelaskan bahwa Jupiter tidak memiliki lebih banyak kekuatan daripada orang baik.

Surat 74: Tentang Kebajikan Sebagai Perlindungan dari Gangguan Duniawi [1:38:23]

Seneca menjelaskan bahwa cara utama untuk mencapai kehidupan yang bahagia adalah dengan percaya bahwa satu-satunya kebaikan terletak pada apa yang terhormat. Dia menjelaskan bahwa siapa pun yang menganggap hal-hal lain sebagai baik, menempatkan dirinya dalam kekuasaan Fortune. Seneca menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat bahagia jika dia menyerahkan dirinya pada khayalan bodoh seperti itu. Dia menjelaskan bahwa ada kebaikan yang fiturnya menakutkan dan doa-doa tertentu yang dipanjatkan oleh banyak orang, bukan orang-orang yang bersukacita, tetapi orang-orang yang membungkuk dengan hormat dan menyembah. Seneca menjelaskan bahwa jika seseorang memutuskan untuk bahagia, dia harus menyimpulkan bahwa kebaikan hanya terdiri dari apa yang terhormat.

Surat 75: Tentang Penyakit Jiwa [1:59:43]

Seneca lebih suka surat-suratnya seperti percakapan biasa. Dia menekankan pentingnya mengatakan apa yang dirasakan dan merasakan apa yang dikatakan. Seneca menjelaskan bahwa filsafat tidak boleh ditunda sampai seseorang memiliki waktu luang. Dia menjelaskan bahwa kebahagiaan orang bijak adalah tenunan yang tidak dapat dirobek oleh kejadian atau perubahan nasib apa pun. Seneca menjelaskan bahwa perbedaan antara orang yang bijaksana dan orang yang sedang dalam proses menjadi bijaksana adalah sama dengan perbedaan antara orang yang sehat dan orang yang sedang dalam masa pemulihan dari penyakit parah. Dia menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati adalah kepuasan pikiran dengan dirinya sendiri.

Surat 76: Tentang Mempelajari Kebijaksanaan di Usia Tua [2:08:52]

Seneca menjelaskan bahwa dia telah mendengarkan ceramah seorang filsuf dan bahwa tidak ada yang lebih bodoh daripada menolak untuk belajar hanya karena seseorang sudah lama tidak belajar. Dia menjelaskan bahwa kebijaksanaan tidak datang secara kebetulan kepada siapa pun dan bahwa itu sepadan dengan kerja keras ketika seseorang akan memenangkan semua kebaikan sekaligus. Seneca menjelaskan bahwa hanya ada satu kebaikan, yaitu apa yang terhormat. Dia menjelaskan bahwa segala sesuatu dinilai berdasarkan standar kebaikannya sendiri. Seneca menjelaskan bahwa akal adalah yang terbaik dalam diri manusia dan bahwa akal yang sempurna adalah kebajikan.

Surat 77: Tentang Mengakhiri Hidup Sendiri [2:28:16]

Seneca membahas tentang melihat Pompeii dan diingatkan akan masa mudanya. Dia menjelaskan bahwa hidup itu seperti pelayaran dan bahwa kematian adalah pelabuhan tempat kita harus berlabuh suatu hari nanti. Seneca menjelaskan bahwa orang bijak akan hidup selama dia harus hidup, bukan selama dia bisa. Dia menekankan bahwa tidak ada yang bisa kehilangan terlalu banyak ketika hanya sedikit yang tersisa. Seneca mengkritik orang Rhodian yang memilih untuk hidup dalam kurungan daripada bunuh diri. Dia menjelaskan bahwa ada saat-saat ketika seseorang harus menahan diri untuk tidak melakukan hukuman sendiri dan bahwa kematian yang berlarut-larut selalu berarti kematian yang lebih buruk. Seneca mencontohkan dengan Scribonia yang menasihati Drusus Libo untuk tidak melakukan pekerjaan orang lain. Dia menekankan bahwa setiap orang harus membuat hidupnya dapat diterima oleh orang lain selain dirinya sendiri, tetapi kematiannya hanya untuk dirinya sendiri. Seneca memberikan contoh tentang seorang gladiator Jerman yang bunuh diri daripada menghadapi kematian yang memalukan.

Surat 78: Tentang Kekuatan Penyembuhan Pikiran [2:39:30]

Seneca membahas tentang masalah kesehatan Lucilius dan menawarkan nasihat tentang cara mengatasinya. Dia menjelaskan bahwa studi dan persahabatan adalah sumber penghiburan dan penyembuhan. Seneca menekankan pentingnya meremehkan kematian dan bahwa tidak ada kesedihan di dunia ketika kita telah lolos dari rasa takut akan kematian. Dia menjelaskan bahwa ada tiga elemen serius dalam setiap penyakit: rasa takut akan kematian, nyeri tubuh, dan gangguan kesenangan. Seneca menjelaskan bahwa rasa sakit dapat ditanggung dengan istirahat dan bahwa setiap rasa sakit memiliki gejala peringatan dini. Dia menekankan bahwa segala sesuatu bergantung pada pendapat dan bahwa seorang pria sama sengsaranya dengan yang dia yakini.

Surat 79: Tentang Imbalan Penemuan Ilmiah [2:56:57]

Seneca menantikan surat dari Lucilius yang menjelaskan tentang penemuan-penemuan baru selama perjalanannya di sekitar Sisilia. Dia ingin tahu tentang Charybdis dan Gunung Etna. Seneca menjelaskan bahwa dia tidak meminta Lucilius untuk melakukan tugas ini untuk kepentingannya sendiri, tetapi karena dia tahu bahwa Lucilius menikmati menulis puisi dan bahwa subjek ini akan menjadi tantangan yang baik baginya. Dia menjelaskan bahwa kebijaksanaan memiliki keuntungan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat dikalahkan oleh orang lain, kecuali selama pendakian. Seneca menjelaskan bahwa kebajikan tidak akan diturunkan ke tingkat yang lebih rendah oleh api atau reruntuhan.

Surat 80: Tentang Penipuan Duniawi [3:07:43]

Seneca memiliki waktu luang karena pertandingan yang menarik semua orang yang membosankan ke pertandingan tinju. Dia merenungkan tentang bagaimana banyak orang melatih tubuh mereka, tetapi hanya sedikit yang melatih pikiran mereka. Seneca menjelaskan bahwa meskipun tubuh membutuhkan banyak hal untuk menjadi kuat, pikiran tumbuh dari dalam. Dia menekankan pentingnya membebaskan diri dari perbudakan, yang menindas kita semua. Seneca menjelaskan bahwa kebebasan tidak dapat dibeli dan bahwa seseorang harus memberikan kebaikan ini kepada diri sendiri dan mencarinya dari diri sendiri. Dia menekankan pentingnya membebaskan diri dari rasa takut akan kematian dan kemiskinan.

Surat 81: Tentang Manfaat [3:13:58]

Seneca membahas tentang bertemu dengan orang yang tidak tahu berterima kasih dan menjelaskan bahwa seseorang harus berterima kasih atas keberuntungan atau kehati-hatiannya. Dia menjelaskan bahwa lebih baik tidak mendapatkan balasan daripada tidak memberikan manfaat. Seneca menjelaskan bahwa untuk menemukan satu orang yang berterima kasih, ada baiknya untuk menguji banyak orang yang tidak tahu berterima kasih. Dia menjelaskan bahwa manfaat dan cedera bergantung pada semangat. Seneca menjelaskan bahwa hanya orang bijak yang tahu bagaimana membalas budi. Dia menekankan bahwa rasa syukur adalah hal yang baik untuk diri kita sendiri dan bahwa kejahatan itu sendiri meminum sebagian besar racunnya sendiri.

Surat 82: Tentang Ketakutan Alami Akan Kematian [3:34:21]

Seneca tidak lagi khawatir tentang Lucilius karena dia mencintai apa yang jujur dan baik. Dia menjelaskan bahwa bagian terbaik dari diri Lucilius berada di tempat yang aman. Seneca lebih suka berada dalam kesulitan daripada dalam kemewahan dan bahwa lebih baik bagi seseorang yang benar-benar seorang pria untuk menjadi keras. Dia menjelaskan bahwa tidak ada tempat yang begitu damai dan begitu jauh sehingga rasa sakit tidak mengisinya dengan rasa takut. Seneca menekankan pentingnya mengelilingi diri sendiri dengan filsafat dan bahwa jiwa berdiri di tanah yang tidak dapat diserang jika telah meninggalkan hal-hal eksternal.

Surat 83: Tentang Mabuk [3:51:53]

Seneca menjelaskan bahwa dia telah menghabiskan hari itu dengan istirahat dan membaca. Dia menjelaskan bahwa dia berterima kasih kepada usia tua karena olahraganya tidak membutuhkan banyak usaha. Seneca menjelaskan bahwa dia malu pada umat manusia setiap kali dia memasuki ruang kuliah. Dia menjelaskan bahwa orang-orang bersemangat untuk memutuskan siapa yang berhak disebut pemain suling yang baik, tetapi sangat sedikit yang hadir di tempat lain, di mana pertanyaan yang dibahas adalah: "Apa itu orang baik?" Seneca menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak tahu berterima kasih tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Surat 84: Tentang Mengumpulkan Ide [4:08:03]

Seneca menjelaskan bahwa perjalanan membantu studinya karena dia tidak berhenti membaca. Dia menjelaskan bahwa membaca sangat diperlukan untuk mencegahnya merasa puas dengan dirinya sendiri dan untuk memungkinkannya menilai penemuan orang lain. Seneca menjelaskan bahwa kita tidak boleh membatasi diri kita pada menulis atau membaca dan bahwa kita harus mencerna apa pun yang telah kita kumpulkan dari berbagai bacaan. Dia menjelaskan bahwa pikiran harus menyembunyikan semua materi yang telah membantunya dan hanya mengungkapkan apa yang telah dibuatnya darinya. Seneca menjelaskan bahwa dia ingin agar kita meniru orang yang kita kagumi seperti seorang anak meniru ayahnya, bukan seperti gambar meniru aslinya.

Surat 85: Tentang Beberapa Silogisme yang Sia-Sia [4:16:04]

Seneca membahas tentang silogisme dan bagaimana mereka dapat digunakan untuk membuktikan bahwa kebajikan cukup untuk kehidupan yang bahagia. Dia menjelaskan bahwa beberapa kaum Peripatetik menanggapi silogisme ini dengan menafsirkan "tidak terganggu," "tidak goyah," dan "bebas dari kesedihan" sedemikian rupa sehingga membuat "tidak terganggu" berarti seseorang yang jarang terganggu dan hanya sampai tingkat sedang. Seneca menjelaskan bahwa kebajikan saja memiliki moderasi dan bahwa kejahatan yang menimpa pikiran tidak mengakui moderasi. Dia menjelaskan bahwa jika keberadaan nafsu tidak berada dalam kendali kita, maka demikian pula tingkat kekuatannya.

Surat 86: Tentang Vila Scipio [4:39:18]

Seneca menulis setelah memberikan penghormatan kepada semangat Scipio dan ke altar yang dia yakini sebagai makam prajurit hebat itu. Dia menjelaskan bahwa Scipio memiliki akal, industri, kesederhanaan, dan rasa kewajiban yang luar biasa. Seneca menjelaskan bahwa dia telah memeriksa rumah yang dibangun dari batu pahat, dinding yang mengelilingi hutan, menara yang ditopang di kedua sisi untuk tujuan mempertahankan rumah, sumur, dan pemandian kecil. Dia menjelaskan bahwa orang-orang zaman sekarang mengutuk Scipio sebagai orang yang kasar karena dia tidak membiarkan cahaya siang masuk ke dalam ruang keringatnya melalui jendela yang lebar.

Surat 87: Beberapa Argumen yang Mendukung Kehidupan Sederhana [4:50:51]

Seneca menjelaskan bahwa dia telah mengalami karam kapal sebelum dia naik ke kapal dan bahwa perjalanan itu menunjukkan kepadanya betapa banyak yang kita miliki yang berlebihan dan betapa mudahnya kita dapat memutuskan untuk menyingkirkan hal-hal yang kehilangannya tidak kita rasakan. Dia menjelaskan bahwa dia dan temannya Maximus telah menghabiskan dua hari yang paling bahagia, hanya membawa sedikit budak dan tidak ada perlengkapan apa pun kecuali yang mereka kenakan. Seneca menjelaskan bahwa dia belum memiliki keberanian untuk mengakui keterusterangannya secara terbuka dan bahwa dia masih terganggu oleh apa yang dipikirkan oleh para pelancong lain tentang dirinya. Dia menjelaskan bahwa orang yang tersipu karena mengendarai mobil yang reyot akan membual ketika dia mengendarai mobil yang bergaya.

Surat 88: Tentang Studi Liberal dan Vokasional [5:14:02]

Seneca menjelaskan bahwa dia tidak menghormati studi apa pun dan tidak menganggap studi apa pun baik, yang menghasilkan uang. Dia menjelaskan bahwa hanya ada satu studi yang benar-benar liberal, yaitu studi yang memberikan kebebasan kepada seseorang. Seneca menjelaskan bahwa orang-orang yang telah memutuskan bahwa poin yang diperdebatkan sehubungan dengan studi liberal adalah apakah mereka membuat orang menjadi baik, bahkan tidak mengaku atau bertujuan untuk mengetahui subjek khusus ini. Dia menjelaskan bahwa orang bijak akan tahu hukum-hukum yang dengannya benda-benda langit bertahan, kekuatan apa yang menjadi milik mereka, dan atribut apa.

Surat 89: Tentang Bagian-Bagian Filsafat [5:38:58]

Seneca menjelaskan bahwa penting untuk mengetahui bagian-bagian filsafat dan pembagian sebagian besar menjadi anggota yang terpisah. Dia menjelaskan bahwa pikiran orang bijak mencakup seluruh kerangka filsafat. Seneca menjelaskan bahwa filsafat dibagi menjadi tiga bagian: moral, alam, dan rasional. Dia menjelaskan bahwa filsafat moral dibagi menjadi tiga bagian: spekulatif, impuls, dan tindakan. Seneca menjelaskan bahwa sisi alam filsafat bersifat jasmani dan bukan jasmani. Dia menjelaskan bahwa semua ucapan bersifat berkelanjutan atau terbagi antara penanya dan penjawab.

Surat 90: Tentang Peran yang Dimainkan oleh Filsafat dalam Kemajuan Manusia [5:52:54]

Seneca menjelaskan bahwa hidup adalah anugerah dari dewa-dewa abadi, tetapi hidup dengan baik adalah anugerah dari filsafat. Dia menjelaskan bahwa utang kita kepada filsafat lebih besar daripada utang kita kepada para dewa. Seneca menjelaskan bahwa agama tidak pernah meninggalkan sisinya, atau tugas, atau keadilan, atau seluruh kelompok kebajikan yang saling berpegangan dalam persekutuan yang erat. Dia menjelaskan bahwa orang-orang pertama dan mereka yang berasal dari mereka, masih tidak rusak, mengikuti alam, memiliki satu orang sebagai pemimpin dan hukum mereka. Seneca menjelaskan bahwa ketika kerajaan berubah menjadi tirani, muncullah kebutuhan akan hukum dan bahwa hukum-hukum ini juga dirumuskan oleh orang-orang bijak.

Surat 91: Tentang Pelajaran yang Dapat Ditarik dari Kebakaran Lyons [6:23:43]

Seneca menjelaskan bahwa temannya Liberalis sedang sedih karena kebakaran yang telah menghancurkan koloni Lyons. Dia menjelaskan bahwa tidak ada yang boleh terkejut dengan kita. Seneca menjelaskan bahwa pikiran kita harus dikirim terlebih dahulu untuk menghadapi semua masalah dan bahwa kita harus mempertimbangkan, bukan apa yang biasa terjadi, tetapi apa yang dapat terjadi. Dia menjelaskan bahwa tidak ada waktu yang dikecualikan dan bahwa di tengah-tengah kesenangan kita muncul penyebab penderitaan. Seneca menjelaskan bahwa kita harus mendisiplinkan pikiran untuk memahami dan menanggung nasibnya sendiri dan bahwa kita harus memiliki pengetahuan bahwa tidak ada apa pun yang tidak berani dilakukan oleh keberuntungan.

Surat 92: Tentang Kehidupan yang Bahagia [6:37:27]

Seneca menjelaskan bahwa kehidupan yang bahagia bergantung pada pencapaian akal yang sempurna. Dia menjelaskan bahwa akal yang sempurna adalah satu-satunya hal yang menjaga jiwa agar tidak tertunduk dan yang mempertahankan posisinya melawan Fortune. Seneca menjelaskan bahwa kehidupan yang bahagia adalah kedamaian pikiran dan ketenangan yang abadi. Dia menjelaskan bahwa ini akan menjadi milik Anda jika Anda memiliki kebesaran jiwa dan jika Anda memiliki keteguhan yang dengan tegas berpegang pada penilaian yang baik yang baru saja dicapai. Seneca menjelaskan bahwa jiwa orang bijak harus sedemikian rupa sehingga cocok untuk dewa.

Watch the Video

Date: 6/4/2025 Source: www.youtube.com
Share

Stay Informed with Quality Articles

Discover curated summaries and insights from across the web. Save time while staying informed.

© 2024 BriefRead