MEMAHAMI D.N. AIDIT DALAM 28 MENIT

MEMAHAMI D.N. AIDIT DALAM 28 MENIT

Ringkasan Singkat

Video ini membahas perjalanan hidup Dipa Nusantara Aidit, atau DN Aidit, seorang tokoh kontroversial yang membesarkan PKI hingga menjadi salah satu partai politik terbesar di Asia Tenggara. Video ini mengulas latar belakang keluarga Aidit, keterlibatannya dalam gerakan politik, ideologinya, hingga tragedi yang menimpanya pasca Gerakan 30 September 1965.

  • Latar belakang keluarga Aidit yang religius dan nasionalis.
  • Keterlibatan Aidit dalam gerakan pemuda dan sayap kiri sejak usia muda.
  • Peran Aidit dalam membesarkan PKI dan menjadikannya partai yang berpengaruh.
  • Tragedi G30S dan kematian Aidit yang kontroversial.
  • Nasib istri Aidit, Sutanti, setelah peristiwa G30S.

Masa Kecil dan Keluarga Aidit [1:13]

Dipa Nusantara Aidit, lahir dengan nama Ahmad Aidit, berasal dari Belitung. Ayahnya, Abdullah Aidit, adalah seorang menteri kehutanan yang juga aktif dalam gerakan pemuda melawan penjajah Belanda dan anggota DPRS mewakili Belitung. Ibunya, Mailan, berasal dari keluarga ningrat Belitung. Aidit tumbuh dalam keluarga yang religius dan nasionalis, mendapatkan pendidikan yang baik, serta aktif dalam kegiatan olahraga dan pergaulan sosial yang luas.

Pergaulan dan Kepekaan Sosial Aidit [4:54]

Sejak kecil, Aidit dikenal pandai bergaul dengan semua lapisan masyarakat, tanpa memandang status sosial atau etnis. Ia memiliki kepekaan sosial yang tinggi, sering berinteraksi dengan nelayan dan buruh timah, serta merasakan langsung eksploitasi yang mereka alami. Pengalaman ini membentuk pandangan politik Aidit di kemudian hari, mendorongnya untuk membela kaum tertindas.

Awal Mula Keterlibatan dalam Gerakan [7:21]

Setelah menamatkan pendidikan di HIS, Aidit pindah ke Jawa. Ada beberapa versi mengenai tempat tinggal pertamanya di Jawa, antara Bandung atau Jakarta. Di Jakarta, Aidit bersekolah di Midden Standand Handed School (MHS) dan aktif dalam organisasi pemuda Pertimu. Ia mulai tertarik pada ideologi sayap kiri dan terhubung dengan tokoh-tokoh Gerindo, yang semakin memperluas pergerakannya.

Perkembangan Ideologi dan Bergabung dengan PKI [9:39]

Ketertarikan Aidit pada ideologi sayap kiri sudah terlihat sejak kecil. Ia mulai mendalami Marxisme di bawah bimbingan M. Yusuf, seorang pemimpin PKI. Pada tahun 1943, Aidit terlibat dalam kelompok PKI ilegal dan menjadi aktivis pergerakan anti-fasis. Untuk melindungi keluarganya, Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit).

Aktivitas Politik dan Usaha "Antara" [11:27]

Pada tahun 1940, Aidit mendirikan perpustakaan bernama "Antara" di Jakarta. Bersama temannya, Mokhtar, ia juga membuka usaha jahit dengan nama yang sama. Lokasi usaha ini strategis, menjadi tempat berkumpulnya aktivis dan seniman. Aidit juga menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh politik penting, termasuk Mohammad Hatta, meskipun kemudian mereka berbeda pandangan ideologi.

Peran Aidit dalam PKI Pasca Peristiwa Madiun [12:18]

Aidit mendukung paham Marhaenisme Soekarno dan membiarkan PKI berkembang tanpa merebut kekuasaan. Setelah Muso kembali dari pengasingan dan memimpin PKI, terjadi konflik di Madiun pada tahun 1948. PKI mengalami kemunduran, tetapi Aidit berhasil mengambil alih kendali partai dan membangunnya kembali.

Membangun Kembali PKI dan Pemilu 1955 [15:16]

Aidit menjadi Sekjen PKI dan kemudian ketuanya. Ia berupaya menarik dukungan dari masyarakat miskin dengan menampilkan PKI sebagai partai yang patriotik, simpatik terhadap agama, dan peduli terhadap masalah rakyat kecil. Strategi ini berhasil, dan dalam Pemilu 1955, PKI meraih suara yang signifikan, menempati posisi keempat terbesar secara keseluruhan.

Kedekatan dengan Soekarno dan Puncak Kekuasaan PKI [18:02]

Keberhasilan PKI di bawah kepemimpinan Aidit membawa kedekatan dengan Presiden Soekarno. Soekarno berusaha memasukkan PKI ke dalam kabinet dengan konsep Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis). Meskipun ditentang oleh Angkatan Darat, Aidit dan wakilnya, MH Lukman, akhirnya memperoleh status sebagai Menteri Kabinet. Pada tahun 1965, PKI mencapai puncak kekuasaannya dengan jutaan anggota dan pendukung.

Tragedi G30S dan Tuduhan terhadap Aidit [19:07]

Pada malam 30 September 1965, terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang menewaskan enam jenderal dan seorang perwira TNI AD. PKI dituduh terlibat dalam peristiwa ini, dan Aidit dituduh sebagai dalangnya. Meskipun ada analisis sejarah yang berbeda, PKI dengan cepat dinyatakan sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Pembantaian Massal dan Kematian Aidit [21:14]

Setelah G30S, terjadi pembantaian massal terhadap anggota PKI dan orang-orang yang dituduh komunis. Aidit ditangkap dan dieksekusi tanpa pengadilan. Ada beberapa versi mengenai kisah kematiannya, tetapi keberadaan makamnya hingga kini masih menjadi misteri.

Nasib Sutanti, Istri Aidit [24:43]

Setelah G30S, istri Aidit, Sutanti, berusaha mencari suaminya yang hilang. Ia menyamar dan meminta bantuan, tetapi akhirnya ditangkap dan dipenjara selama 14 tahun. Setelah bebas, Sutanti hidup dalam pengawasan ketat pemerintah dan meninggal dunia setelah mengalami stroke.

Watch the Video

Date: 8/31/2025 Source: www.youtube.com
Share

Stay Informed with Quality Articles

Discover curated summaries and insights from across the web. Save time while staying informed.

© 2024 BriefRead