Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang dua pesan utama dalam kekristenan: memberitakan Injil (kasih Tuhan kepada manusia) dan memberitakan pentingnya respons kasih kita kepada Tuhan, yang dicontohkan oleh tindakan seorang wanita yang mengurapi kaki Yesus. Tindakan wanita ini, yaitu penyembahan, sama pentingnya dengan pemberitaan Injil itu sendiri.
- Memberitakan Injil adalah menyampaikan kasih Tuhan kepada manusia.
- Memberitakan tindakan wanita yang mengurapi kaki Yesus adalah menyampaikan pentingnya respons kasih kita kepada Tuhan melalui penyembahan.
Di Mana Injil Diberitakan [0:00]
Sebagai orang Kristen, hukum utama kita adalah Amanat Agung, yaitu memberitakan Injil. Namun, Markus 14:9 juga menekankan pentingnya memberitakan apa yang dilakukan seorang wanita yang mengurapi Yesus. Tindakan wanita ini sama pentingnya dengan pemberitaan Injil itu sendiri. Selain memberitakan Injil, kita juga harus mewartakan apa yang dilakukan perempuan ini.
Identitas Wanita yang Mengurapi Yesus [1:40]
Identitas wanita yang mengurapi Yesus tidak diketahui secara pasti. Alkitab tidak menyebutkan namanya karena yang terpenting bukanlah siapa dia, melainkan apa yang dia lakukan. Tindakannya akan selalu diingat dan diberitakan bersamaan dengan Injil.
Dua Berita Utama dalam Kekristenan [2:53]
Selain Amanat Agung untuk memberitakan Injil, Markus 14 mencatat bahwa apa yang dilakukan wanita ini juga harus diberitakan. Ini berarti ada dua pesan utama dalam kekristenan: memberitakan Injil dan memberitakan tindakan wanita ini. Injil adalah tentang kasih Tuhan kepada manusia, sedangkan tindakan wanita ini adalah tentang kasihnya kepada Tuhan.
Injil dan Penyembahan [6:06]
Wanita ini mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu dan menyekanya dengan air mata dan rambutnya. Tindakannya adalah contoh penyembahan yang sederhana. Selain memberitakan Injil, kita juga harus memberitakan pentingnya menyembah Tuhan. Injil adalah bagian Tuhan memberikan kasih-Nya kepada kita, sedangkan penyembahan adalah bagian kita membalas kasih Tuhan dengan memberikan kasih kita kepada-Nya. Injil tidak ada artinya tanpa respons terhadap Injil.