Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang mahabbah (cinta) kepada Allah menurut Syekh Abil Hasan Asyadili. Dijelaskan bahwa mahabbah adalah tarikan Ilahi yang membersihkan hati dari segala sesuatu selain Allah. Nafsu menjadi taat, akal menjaga makrifat, roh hadir di hadirat Allah, dan sirr (rahasia) tenggelam dalam musyahadah (penyaksian).
- Cinta Allah adalah anugerah yang mendalam dan transformatif.
- Kesalehan adalah wadah untuk limpahan cinta Allah.
- Pentingnya pasrah kepada Allah dan tidak memaksakan kehendak.
Mahabbah: Tarikan Ilahi dan Pengaruhnya pada Diri [0:52]
Syekh Abil Hasan Asyadili menjelaskan bahwa mahabbah adalah tarikan Ilahi yang membersihkan hati seorang hamba dari segala sesuatu selain Allah. Ketika mahabbah hadir, nafsu yang semula cenderung buruk menjadi taat, akal terus-menerus menjaga makrifat, roh ditarik untuk hadir di hadirat Allah, dan sirr tenggelam sepenuhnya dalam musyahadah. Musyahadah ini membuat seseorang melihat Allah lebih dulu dari segala sesuatu.
Istighfar dan Salat Tobat dengan Cinta [5:57]
Ketika seorang hamba beristighfar, Allah telah memberikan ampunan bahkan sebelum istighfar itu diucapkan. Salat tobat harus dilakukan dengan penuh cinta karena pada saat itu, cinta Allah sedang turun. Jangan sampai salat tobat dilakukan dengan malas-malasan.
Hakikat dan Syariat dalam Ibadah [7:06]
Seorang hamba yang mencintai Allah akan semakin bertambah cintanya. Semakin hakikat seseorang, semakin ia menjalankan syariat. Contohnya, dalam salat hajat, Allah menampilkan sifat ghinanya (Maha Kaya), sementara hamba merasakan kefakirannya. Semakin hamba merasakan sifat-sifat Ilahiyah, semakin tampil sifat ubudiyahnya, sehingga salat hajatnya menjadi indah. Jangan terlalu bahagia ketika doa dikabulkan, tetapi berbahagialah karena ditakdirkan bisa munajat kepada Allah.
Aulia Allah: Temanten Ilahi [11:21]
Para aulia Allah adalah "temanten Ilahi" yang selalu dalam kebahagiaan karena bisa bersanding dengan Allah. Orang yang memiliki kejahatan jiwa tidak akan pernah bisa melihat aulia Allah.
Minuman Cinta: Cahaya dari Bukit Sang Kekasih [13:11]
Seseorang bertanya tentang cinta: apa minuman cinta itu? Apa gelasnya? Siapa peminumnya? Apa rasa puas dan mabuk cinta itu? Syekh Abil Hasan menjawab bahwa minuman cinta adalah cahaya yang memancar dari bukit sang kekasih (Allah). Gelasnya adalah makrifatullah (pengetahuan tentang Allah) yang menghantar ke bibir kalbu. Peminumnya adalah orang yang dilimpahi cahaya dan dinilai spesial oleh Allah, yaitu orang-orang saleh.
Pasrah dalam Cinta dan Limpahan Cahaya [19:19]
Jangan memaksa diri dengan ilusi tentang bagaimana cinta Allah seharusnya. Pasrahkan kepada Allah dan jangan membuat imajinasi tentang bagaimana rasanya cinta Allah. Siapa yang dibuka keindahan cinta oleh Allah dan diberi satu atau dua nafas saja, ia akan tenggelam dalam lautan cinta. Jangan memikirkan urutan cara meminum cahaya cinta, tetapi minumlah saja.
Bahaya Mengklaim dan Pentingnya Kesadaran [23:40]
Jangan mengklaim bisa begini atau begitu karena Allah. Barang siapa langgeng merasakan minuman cinta, dialah peminum sejati. Siapa yang dilimpahi alamul amri (alam malakut dan jabarut) dan langgeng merasakan minuman cinta, itulah minuman surga.
Mabuk Cinta dan Kembali Sadar [27:07]
Kadang-kadang, orang yang mabuk cinta sirna dari logika dan hal-hal indrawi. Ia tidak tahu lagi apa yang diucapkan atau apa yang dikatakan orang lain padanya. Gelas-gelas makrifah berputar, dan masing-masing hamba Allah yang dilimpahi cahaya cinta memiliki situasi rohani yang berbeda-beda. Setelah mabuk cinta, seseorang kembali pada zikir dan taat, dan tidak terhijab dari sifat-sifat Ilahiah. Itulah waktu sadar.
Istighfar Nabi dan Cahaya Hidayah [33:25]
Rasulullah SAW beristighfar 70 kali bukan karena dosa, tetapi karena cahaya yang melimpah pada beliau. Kita beristighfar karena kegelapan di hati kita. Kita memohon cahaya hidayah agar tidak tersesat dalam kegelapan.
Ilmu, Tauhid, dan Makrifah [37:02]
Cara pandang orang yang dekat dengan Allah semakin luas, pengetahuannya bertambah, dan ia semakin muttaqin. Mereka mengambil petunjuk dari bintang-bintang pengetahuan dan bulan tauhid di dalam kegelapan malam. Seperti Nabi Ibrahim yang mencari Tuhan, kita pun akan mengalami hal serupa dalam wilayah rohaniah. Jangan mengklaim sudah menemukan Tuhan hanya karena baru dibuka pengetahuan luar biasa.
Hizbullah: Pasukan Ilahi [43:10]
Orang-orang yang meminum cahaya cinta dengan gelas-gelas makrifat disebut Hizbullah, pasukan-pasukan Ilahi.