Ringkasan Singkat
Video ini menceritakan legenda asal-usul Reog Ponorogo, berfokus pada kisah cinta Dewi Songgo Langit dan Raja Klono Sewandono. Dewi Songgo Langit mengajukan syarat yang mustahil untuk pernikahannya, yang kemudian dipenuhi oleh Raja Klono Sewandono dengan mengalahkan Raja Singo Barong dan menciptakan pertunjukan Reog.
- Dewi Songgo Langit mengajukan sayembara pernikahan yang sulit.
- Raja Singo Barong dan Raja Klono Sewandono bersaing untuk memenuhi syarat.
- Raja Klono Sewandono berhasil memenuhi semua syarat dan menciptakan Reog Ponorogo.
Dewi Songgo Langit dan Sayembara [0:39]
Di kerajaan Kediri, hiduplah seorang putri cantik bernama Dewi Songgo Langit yang enggan menikah. Sang raja Kediri menanyakan alasannya, tetapi sang dewi hanya diam dan meminta izin untuk bertapa agar mendapatkan jawaban yang tepat. Setelah beberapa hari, Dewi Songgo Langit menghadap raja dan mengajukan syarat pernikahan: pertunjukan yang belum pernah ada, 144 kuda kembar, dan hewan berkepala dua. Syarat ini sangat berat dan hampir mustahil, terutama menghadirkan hewan berkepala dua. Raja Kediri mengumumkan sayembara ini, tetapi banyak yang mengundurkan diri karena merasa tidak sanggup.
Persaingan Dua Raja [3:11]
Dua raja menyanggupi sayembara tersebut: Raja Singo Barong dari kerajaan Lodaya, manusia setengah harimau yang kejam, dan Raja Klono Sewandono dari kerajaan Bantarangin. Raja Singo Barong sangat menginginkan Dewi Songgo Langit dan memerintahkan bawahannya mencari kuda kembar dan hewan berkepala dua, serta menciptakan pertunjukan baru. Karena belum berhasil memenuhi syarat, Raja Singo Barong memerintahkan Patih Iderkolo untuk memata-matai Raja Klono Sewandono, yang hampir berhasil mengumpulkan semua syarat. Mendengar laporan ini, Raja Singo Barong berencana merampas semua syarat yang diperoleh Raja Klono Sewandono.
Usaha Raja Klono Sewandono [6:03]
Raja Klono Sewandono berusaha keras memenuhi syarat Dewi Songgo Langit dan berhasil memenuhi dua dari tiga syarat. Dia memerintahkan prajuritnya berhenti mencari hewan berkepala dua karena dia sendiri yang akan mengusahakannya. Patih Bujang Ganong melaporkan adanya mata-mata dari kerajaan Lodaya. Raja Klono Sewandono memerintahkan pasukannya menyamar menjadi rakyat biasa dan berbaur di tempat keramaian. Setelah penyelidikan, ditemukan mata-mata Lodaya yang kemudian ditangkap, tetapi bunuh diri sebelum interogasi selesai. Dari hasil interogasi, diketahui bahwa Raja Singo Barong berencana merebut semua syarat Raja Klono Sewandono. Raja Klono Sewandono memutuskan untuk menyerang kerajaan Lodaya.
Pertempuran dan Terciptanya Reog [9:26]
Raja Singo Barong gelisah menunggu laporan dari mata-matanya dan memerintahkan Iderkolo menjemput mata-mata tersebut. Saat Raja Singo Barong berada di taman sari, pasukan Bantarangin menyerbu Lodaya. Tidak ada yang berani melaporkan kejadian ini karena Raja Singo Barong tidak boleh diganggu. Raja Klono Sewandono melihat Raja Singo Barong dengan burung merak di bahunya, tampak seperti hewan berkepala dua. Ketika penyerbuan mendekati istana, Raja Singo Barong terbangun dan marah. Raja Klono Sewandono menghadangnya dan mereka beradu kesaktian. Raja Klono Sewandono mengeluarkan Pecut Samandiman yang membuat Raja Singo Barong terpental dan lehernya menyatu dengan burung merak, menjadi makhluk berkepala dua. Raja Singo Barong ditangkap dan dibawa ke Bantarangin.
Pernikahan dan Asal Usul Reog Ponorogo [15:05]
Setelah semua syarat terpenuhi, Raja Klono Sewandono datang ke Kediri untuk meminang Dewi Songgo Langit. Mereka menampilkan pertunjukan berupa barisan 144 kuda kembar dalam iringan gamelan, gendang, dan terompet, dengan Singo Barong berkepala dua menari di depan barisan. Dengan terpenuhinya semua syarat, Dewi Songgo Langit menikah dengan Raja Klono Sewandono dan tinggal di Wengker, yang sekarang menjadi Ponorogo. Kesenian baru ini kemudian dikenal sebagai Reog Ponorogo.