11 Juli 2025

11 Juli 2025

Ringkasan Singkat

Video ini menceritakan tentang seorang guru yang dipecat karena bersikeras bahwa 2 + 2 = 4, sementara seorang murid dan orang tuanya berpendapat bahwa jawabannya adalah 22. Kasus ini menjadi viral dan dipolitisasi, yang berujung pada pemecatan guru tersebut.

  • Seorang murid memprotes nilai ulangannya yang jelek karena jawaban 2 + 2 = 22 dianggap salah oleh guru.
  • Orang tua murid membela anaknya dan menuduh guru tersebut rasis, yang berujung pada pelaporan ke kepala sekolah.
  • Kepala sekolah dan komite pendidikan kota menyalahkan guru karena dianggap tidak berpikiran terbuka dan memicu demonstrasi.
  • Guru tersebut dipecat dan dipermalukan di media nasional, menerima gaji terakhir dan pesangon sebesar $22,000.

Protes Murid dan Penjelasan Guru [0:00]

Seorang murid perempuan memprotes gurunya karena nilai ulangannya yang jelek. Murid tersebut berpendapat bahwa 2 + 2 = 22, dan menolak penjelasan guru bahwa penjumlahan bukan sekadar menaruh angka bersebelahan. Meskipun guru sudah berusaha menjelaskan dengan sabar menggunakan perumpamaan spidol, murid itu tetap bersikeras dengan jawabannya dan bahkan marah hingga menjatuhkan alat tulis.

Pembelaan Orang Tua Murid [0:23]

Orang tua murid datang ke sekolah dan bukannya mendukung guru, mereka malah menyalahkannya. Mereka menuduh guru tersebut rasis dan melaporkannya kepada kepala sekolah. Tuduhan ini semakin memperkeruh suasana dan menunjukkan ketidaksepahaman antara orang tua murid dengan metode pengajaran guru.

Tuntutan Kepala Sekolah dan Sidang Etik [0:43]

Kepala sekolah menuntut guru tersebut untuk meminta maaf kepada murid dan orang tuanya, namun guru menolak karena ia yakin bahwa jawaban muridnya salah. Isu ini kemudian dipolitisasi dan memicu demonstrasi dari wali murid. Guru tersebut harus menjalani sidang etik oleh komite pendidikan kota, yang juga cenderung membela murid dan menganggap guru telah menimbulkan kegaduhan.

Pemecatan dan Pemberitaan Media [1:31]

Izin mengajar guru tersebut ditangguhkan dan ia dipecat karena dianggap memiliki pandangan ekstremis. Ia menyaksikan pemberitaan tentang dirinya di televisi nasional dan disalahkan oleh semua orang. Kepala sekolah kemudian menelepon dan secara resmi memecatnya, memintanya untuk memberikan keterangan pers dan mengambil uang pesangon.

Keterangan Pers dan Pesangon [1:56]

Saat tiba di sekolah untuk memberikan keterangan pers, guru tersebut mendapati banyak awak media telah menunggunya. Kepala sekolah meminta maaf kepada wali murid dan masyarakat, serta menyayangkan sikap guru yang dianggap tidak berpikiran terbuka. Guru tersebut menerima gaji terakhir dan uang pesangon sebesar $22,000.

Watch the Video

Date: 7/11/2025 Source: www.youtube.com
Share

Stay Informed with Quality Articles

Discover curated summaries and insights from across the web. Save time while staying informed.

© 2024 BriefRead