Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), mulai dari prinsip kerja, komponen utama, kelebihan dan kekurangan, hingga perannya dalam sistem kelistrikan. PLTG menggunakan turbin gas yang digerakkan oleh pembakaran gas untuk menghasilkan listrik. Keunggulannya termasuk startup cepat, fleksibilitas tinggi, dan biaya pembangunan yang relatif rendah. Namun, PLTG juga memiliki kekurangan seperti masa pakai yang lebih pendek, ketergantungan pada harga gas dunia, dan bukan termasuk energi terbarukan.
- PLTG mengubah energi panas dari pembakaran gas menjadi energi listrik.
- Komponen utama PLTG meliputi kompresor, ruang bakar, turbin gas, dan generator.
- PLTG andal untuk memenuhi beban puncak karena kemampuannya yang cepat dalam menghasilkan listrik.
Pengantar PLTG [0:04]
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah pembangkit yang mengubah energi panas dari hasil pembakaran menjadi energi listrik dengan menggunakan bahan bakar gas. PLTG sering dikombinasikan dengan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), sehingga disebut juga sebagai PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap). Prinsip kerja PLTG berkaitan dengan siklus Brayton, yang dikembangkan oleh George Brayton pada tahun 1870 dengan memanfaatkan kompresi dan ekspansi untuk menghasilkan putaran turbin gas. Turbin gas pertama kali dijalankan pada pameran nasional Swiss di Zurich.
Komponen Utama PLTG [1:04]
Kompresor berfungsi menghisap udara dan meningkatkan tekanannya. Udara bertekanan ini kemudian dialirkan ke ruang bakar (combustion chamber). Di ruang bakar, terjadi pembakaran antara bahan bakar dan udara, menghasilkan energi panas. Energi panas ini disalurkan ke turbin gas melalui transition piece. Turbin gas berputar karena gas hasil pembakaran, mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik untuk menggerakkan kompresor dan generator. Gas sisa dari turbin diarahkan ke exhaust, diukur suhunya dengan thermocouple untuk kontrol temperatur. Suhu tinggi pada exhaust sering dimanfaatkan untuk memanaskan air pada PLTU. Generator mengubah energi mekanik dari poros turbin menjadi energi listrik.
Kelebihan PLTG [2:21]
PLTG memiliki beberapa kelebihan, di antaranya kemampuan startup yang cepat hingga beban penuh, sehingga dapat diatur dengan cepat tanpa risiko gangguan daya. Konsumsi energi PLTG lebih hemat, terutama saat harga gas dunia relatif rendah. Proses pembangunannya juga lebih cepat dibandingkan pembangkit listrik lain, terutama yang menggunakan energi fosil. PLTG memiliki fleksibilitas tinggi dalam menaikkan atau menurunkan beban sesuai kebutuhan. Konstruksi PLTG lebih sederhana dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Sisa pembakaran dari PLTG dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas untuk memanaskan uap.
Kekurangan PLTG [3:04]
PLTG juga memiliki kekurangan, yaitu jangka waktu penggunaan yang cenderung singkat. Meskipun biaya pembangunan lebih terjangkau, masa pakainya tidak selama jenis pembangkit listrik lainnya. Kemampuan dayanya dipengaruhi oleh kondisi alam sekitar; udara berkabut dapat mengurangi kinerja karena air masuk ke kompresor. PLTG sangat tergantung pada harga gas dunia, yang dapat meningkatkan biaya produksi jika harga gas naik. Selain itu, gas bukan termasuk energi terbarukan, sehingga akan habis dan perlu diganti dengan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Peran PLTG dalam Sistem Kelistrikan [3:48]
Saat ini, PLTG menjadi andalan untuk memenuhi beban puncak karena kemampuannya yang cepat dalam mengalirkan listrik. Sebagai pemasok listrik saat beban puncak, PLTG juga dapat mengurangi penggunaan pembangkit dengan bahan bakar minyak.