Ringkasan Singkat
Video ini membahas klasifikasi hadis berdasarkan kualitas dan kuantitasnya. Hadis dibagi menjadi Mutawatir dan Ahad. Hadis Mutawatir memiliki banyak jalur periwayatan dan diyakini kebenarannya, sementara Hadis Ahad memiliki jalur periwayatan yang terbatas. Hadis Ahad kemudian dibagi lagi menjadi Gharib, Aziz, dan Masyhur berdasarkan jumlah perawinya.
- Hadis Mutawatir: memiliki kedudukan tinggi dan pasti kebenarannya.
- Hadis Ahad: terbagi menjadi Gharib, Aziz, dan Masyhur.
- Jumlah jalur periwayatan menjadi dasar klasifikasi hadis.
Pendahuluan [0:00]
Video ini membahas tentang klasifikasi hadis, khususnya mengenai pembagian hadis berdasarkan kualitas dan kuantitasnya. Pembahasan akan mencakup hadis Mutawatir dan Ahad, serta jenis-jenisnya.
Hadis Mutawatir [1:12]
Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi di setiap tingkatan sanad, sehingga mustahil mereka bersepakat untuk berdusta. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah minimal perawi, ada yang mengatakan minimal empat orang. Hadis Mutawatir memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan diyakini kebenarannya secara pasti. Hadis ini menjadi sumber keyakinan dalam Islam dan tidak memerlukan penelitian lebih lanjut.
Jenis-jenis Hadis Mutawatir [7:07]
Hadis Mutawatir terbagi menjadi dua jenis, yaitu Mutawatir Lafdzi dan Mutawatir Maknawi. Mutawatir Lafdzi adalah hadis yang lafaz dan maknanya sama persis diriwayatkan oleh banyak perawi. Sementara Mutawatir Maknawi adalah hadis yang maknanya sama diriwayatkan oleh banyak perawi, tetapi lafaznya berbeda-beda. Mencari contoh Mutawatir Lafdzi sangat sulit karena perbedaan redaksi yang digunakan oleh para perawi.
Hadis Ahad [8:30]
Hadis Ahad adalah hadis yang tidak memenuhi syarat Mutawatir, yaitu jumlah perawinya tidak banyak di setiap tingkatan sanad. Karena jumlah perawinya terbatas, ada kemungkinan untuk terjadi kesalahan atau kedustaan. Hadis Ahad dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Gharib, Aziz, dan Masyhur.
Hadis Gharib [10:21]
Hadis Gharib adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi di salah satu tingkatan sanad. Contohnya, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, di mana hanya ada satu orang perawi yang meriwayatkan dari seorang sahabat. Hadis Gharib memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan hadis Mutawatir dan Masyhur.
Hadis Aziz [13:10]
Hadis Aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh minimal dua orang perawi di setiap tingkatan sanad. Keberadaan dua orang perawi ini memperkuat hadis tersebut dibandingkan dengan hadis Gharib. Contohnya, hadis tentang "Tidaklah seorang beriman sehingga mencintai aku lebih dari dirinya sendiri," yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat.
Hadis Masyhur [17:09]
Hadis Masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, tetapi tidak mencapai tingkatan Mutawatir. Hadis ini dikenal luas di kalangan masyarakat. Contohnya, hadis tentang "Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga."
Perbedaan Antara Masyhur Mutlak dan Nisbi [19:48]
Masyhur Mutlak adalah hadis yang terkenal di semua kalangan, baik ulama maupun masyarakat awam. Sementara Masyhur Nisbi adalah hadis yang terkenal di kalangan tertentu saja, misalnya di kalangan ahli fikih atau ahli hadis.
Kesimpulan [22:39]
Klasifikasi hadis berdasarkan kualitas dan kuantitasnya penting untuk memahami kedudukan dan kekuatan suatu hadis. Hadis Mutawatir memiliki kedudukan tertinggi dan diyakini kebenarannya secara pasti, sementara Hadis Ahad memiliki kedudukan yang lebih rendah dan perlu diteliti lebih lanjut. Pembagian Hadis Ahad menjadi Gharib, Aziz, dan Masyhur didasarkan pada jumlah perawinya di setiap tingkatan sanad.