Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang pemanfaatan AI dalam penulisan artikel ilmiah, dengan Prof. Muhammad Royil Bilad sebagai narasumber. Diskusi mencakup latar belakang Prof. Royil, pengalamannya dengan AI, etika penggunaan AI, serta tips dan trik untuk memaksimalkan AI dalam riset dan penulisan. Beberapa poin penting yang dibahas:
- Pentingnya kejujuran dan verifikasi dalam penggunaan AI.
- AI bukan sumber informasi, melainkan alat untuk mengelola informasi.
- Strategi prompting yang efektif untuk mendapatkan hasil yang optimal dari AI.
- Tantangan masa depan terkait kepercayaan berlebihan terhadap AI.
- Hukum menggunakan AI menjadi wajib karena kufur nikmat jika tidak digunakan.
Pembukaan dan Perkenalan [0:00]
Prof. Muhammad Royil Bilad, seorang dosen di Universitas Brunei Darussalam, menjadi narasumber dalam video ini. Beliau dikenal luas di kalangan akademisi dan memiliki banyak pengalaman dalam pemanfaatan AI untuk riset. Prof. Royil aktif memberikan workshop tentang penggunaan AI dalam meningkatkan kualitas penulisan artikel ilmiah. Fokus utama dari pemanfaatan AI ini adalah untuk membantu keseluruhan proses riset, mulai dari menggali ide hingga merevisi artikel.
Latar Belakang Akademik dan Pengalaman dengan AI [2:53]
Prof. Royil menjelaskan latar belakang akademiknya, dimulai dari S1 Teknik Kimia di ITB, S2 di University Teknologi Petronas Malaysia, dan S3 di KU Lven Belgia. Pengalaman riset intensif di KU Lven, yang dikenal dengan industrialisasi dan komersialisasi hasil riset, membentuk fondasi kuat dalam penelitian. Beliau mulai menggunakan AI pada pertengahan tahun 2023 setelah diminta untuk memberikan webinar tentang riset. Awalnya skeptis, Prof. Royil kemudian menemukan potensi besar AI setelah mempelajari dan mengulik berbagai teknik prompting.
Awal Mula Penggunaan AI dan Kekecewaan Awal [5:10]
Prof. Royil menceritakan pengalamannya saat pertama kali menggunakan ChatGPT. Awalnya, ia merasa kecewa karena hasilnya tidak sesuai harapan dan proses editing justru memakan waktu lebih lama. Namun, karena sudah berkomitmen untuk memberikan pelatihan AI, ia mulai mempelajari jurnal dan teknik prompting secara mendalam. Ia menekankan pentingnya mengelola informasi daripada hanya mencari informasi di AI.
AI Bukan Sumber Informasi, Melainkan Pengelola Informasi [7:42]
Prof. Royil menjelaskan bahwa AI seharusnya digunakan untuk mengelola informasi, bukan sebagai sumber informasi utama. Ia memberikan contoh dengan meminta AI membaca buku dan memberikan jawaban berdasarkan buku tersebut. Dengan cara ini, informasi yang dihasilkan dapat divalidasi dan dipertanggungjawabkan. Ia juga membahas tentang halusinasi pada AI yang dapat diminimalkan dengan teknik yang tepat.
Dilema Penggunaan AI dan Etika Penulisan [9:07]
Prof. Royil mengungkapkan dilema yang dihadapinya, yaitu kekhawatiran bahwa penggunaan AI yang terlalu mudah dapat merusak dunia publikasi. Ia juga membahas tentang miskonsepsi bahwa AI membuat orang menjadi culas. Menurutnya, keculasan bukan berasal dari AI, melainkan dari manusia yang mengklaim hasil karya AI sebagai karya sendiri tanpa kontribusi signifikan. Ia menekankan pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam penulisan, serta perlunya mendeklarasikan penggunaan AI dalam publikasi.
ChatGPT Sebagai Platform AI yang Unggul [14:24]
Prof. Royil menjelaskan mengapa ChatGPT lebih banyak digunakan dibandingkan platform AI lainnya. Salah satu alasannya adalah kemampuan ChatGPT dalam memahami konteks perintah dengan baik. Selain itu, ChatGPT juga menjadi yang pertama dan paling dikenal, sehingga mendominasi pasar. Ia juga menyinggung tentang Gemini (buatan Google) yang terlambat masuk pasar dan kehilangan momentum.
Tips Menulis Artikel yang Autentik dengan AI [17:25]
Prof. Royil memberikan tips tentang cara menulis artikel yang autentik dengan AI. Ia menekankan pentingnya prom engineering, prompting framework (seperti chain of thought), dan strategic prompting. Ia juga menjelaskan tentang unit of intelligence (token) dan keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan AI. Selain itu, ia menekankan bahwa penulis harus tetap memahami dan bertanggung jawab terhadap tulisan yang dihasilkan oleh AI.
Paradigma Etika dalam Penggunaan AI [23:43]
Prof. Royil menjelaskan paradigma etika dalam penggunaan AI, yaitu mulai dari tidak percaya sampai diverifikasi. Ia menekankan bahwa AI dapat membuat kesalahan, sehingga setiap informasi yang dihasilkan harus diverifikasi. Ia juga memberikan tips tentang cara menyesuaikan gaya penulisan AI agar sesuai dengan gaya penulis, yaitu dengan memberikan contoh artikel yang ditulis oleh penulis tersebut.
AI Sebagai Disiplin Ilmu Baru [28:01]
Prof. Royil melihat AI sebagai disiplin ilmu baru yang berbeda dengan teknologi lainnya. Ia menjelaskan bahwa AI datang tanpa manual, sehingga pengguna harus belajar secara mandiri dan eksperimental. Ia juga menceritakan pengalamannya saat memutuskan untuk mengajarkan penggunaan AI, karena khawatir jika tidak diajarkan, orang lain akan melakukannya tanpa standar moral yang tinggi.
Pengembangan Metode dan Strategi Prompting [31:07]
Prof. Royil menjelaskan bagaimana ia mengembangkan metode dan strategi prompting berdasarkan masalah yang dihadapi oleh orang lain. Ia memberikan contoh tentang cara menjawab reviewer dan membuat track change dengan AI. Ia juga menekankan pentingnya memberikan input yang cukup kepada AI agar dapat mengelola informasi dengan baik.
Tantangan Masa Depan Penggunaan AI [37:15]
Prof. Royil menyampaikan tantangan masa depan penggunaan AI, yaitu ketika orang semakin percaya kepada AI dan mulai taklid buta. Ia khawatir bahwa hal ini dapat merusak sains dan pengetahuan. Ia juga membahas tentang evolusi kecerdasan AI dan perlunya adaptasi dalam penggunaan AI.
Kemampuan AI dalam Berbagai Bidang [41:49]
Prof. Royil membahas kemampuan AI dalam berbagai bidang, seperti membuat gambar, coding, dan statistik. Ia juga menyinggung tentang software-software yang membantu peneliti, seperti Nvivo, yang mungkin akan tergantikan oleh AI. Ia memberikan contoh tentang penggunaan AI dalam systematic literature review dan metode Prisma.
Kolaborasi dengan AI dan Penggunaan Kanvas [46:08]
Prof. Royil menjelaskan pentingnya kolaborasi dengan AI dan penggunaan kanvas. Ia menjelaskan bahwa kanvas lebih efisien dibandingkan chatting linear, karena memungkinkan pengguna untuk mengedit dan memperbaiki bagian tertentu dari tulisan. Ia juga memberikan saran untuk belajar AI secara langsung (offline) agar dapat memahami berbagai masalah dan solusinya.
Kemudahan Menulis dengan AI dan Dampaknya [51:09]
Prof. Royil mengakui bahwa AI memudahkan penulisan dan dapat menghasilkan tulisan dengan gaya yang berbeda-beda. Ia juga membahas tentang dampak AI terhadap pasar kerja, yaitu kemungkinan berkurangnya lapangan kerja karena AI dapat menggantikan banyak pekerjaan manusia. Namun, ia tetap mengkampanyekan penggunaan AI sejak mahasiswa agar terbiasa dan literate dengan AI.
Hukum dan Status Legal Penggunaan AI [59:11]
Prof. Royil menjelaskan tentang hukum dan status legal penggunaan AI. Ia menyatakan bahwa belum ada negara atau universitas yang secara eksplisit melarang penggunaan AI. Ia juga mengaitkan dengan hukum Islam, yaitu perkara mubah (boleh) sampai ada yang melarang. Setelah menunjukkan kemudahan yang diberikan oleh AI, ia berpendapat bahwa hukum menggunakan AI menjadi wajib karena kufur nikmat jika tidak digunakan. Ia juga menyinggung tentang korupsi waktu jika tidak menggunakan AI untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.