Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang filsafat Islam, khususnya pemikiran Al-Kindi, seorang tokoh penting dalam sejarah filsafat Islam. Al-Kindi dikenal sebagai "Bapak Filsafat Islam" karena perannya dalam memperkenalkan dan mengembangkan filsafat di dunia Islam. Video ini membahas latar belakang Al-Kindi, definisinya tentang filsafat, argumen-argumennya tentang keselarasan agama dan filsafat, serta pandangannya tentang Tuhan dan jiwa.
- Al-Kindi adalah seorang filsuf muslim pertama yang secara sistematis mengkaji dan membahas isu-isu filsafat.
- Al-Kindi mendefinisikan filsafat sebagai upaya mencari kebenaran sesuai dengan kemampuan manusia.
- Al-Kindi berpendapat bahwa agama dan filsafat saling mendukung dan tidak bertentangan.
- Al-Kindi memandang Tuhan sebagai penyebab pertama dari segala sesuatu dan jiwa sebagai bagian dari substansi Tuhan.
Pengantar Filsafat Islam dan Al-Kindi [0:00]
Video dimulai dengan membahas tentang filsafat Islam, yang juga dikenal sebagai filsafat Arab atau filsafat Muslim. Filsafat peripatetik, yang berasal dari era Aristoteles, menjadi dasar bagi filsafat Islam. Ajaran Aristoteles disebarkan oleh murid-muridnya, termasuk Alexander The Great, dan dikenal sebagai hellenisme. Pusat hellenisme berada di Alexandria (Iskandariah). Filsafat peripatetik diwarisi oleh para filosof Muslim seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Dari dunia Islam, filsafat ini kemudian menyebar ke dunia Kristen, dikenal sebagai tomisme dengan tokohnya Thomas Aquinas.
Profil dan Latar Belakang Al-Kindi [0:37]
Al-Kindi lahir di Kufah pada tahun 801 M dan meninggal di Baghdad pada tahun 873 M. Ia adalah seorang bangsawan, putra Gubernur Kufah pada zaman Abbasiyah. Al-Kindi dikenal sebagai seorang filosof yang tekun, pintar, dan menguasai banyak bahasa. Ia ahli dalam matematika, logika, filsafat, astronomi, astrologi, farmasi, kedokteran, dan ilmu nujum. Menurut Ibnu Nadim, Al-Kindi menulis sekitar 260 kitab sepanjang hidupnya. Ia hidup di zaman ketika sains dan pengetahuan memuncak dalam sejarah Islam, yaitu zaman Abbasiyah Al-Ma'mun. Al-Kindi adalah tokoh besar di Baitul Hikmah (The House of Wisdom), sebuah lembaga yang didirikan oleh Al-Ma'mun.
Peran Al-Kindi dalam Penerjemahan dan Pengkajian Filsafat [9:16]
Al-Kindi adalah ketua tim penerjemah untuk Al Ulum al-awail, termasuk filsafat. Ia memperkenalkan tradisi berpikir filsafat yang baru di dunia Islam. Karyanya yang paling terkenal adalah "Falsafah Al Ula" (Filsafat Pertama). Al-Kindi sangat dipengaruhi oleh Muktazilah, Aristoteles, dan Plotinus.
Definisi Filsafat Menurut Al-Kindi [18:30]
Menurut Al-Kindi, filsafat adalah ilmu yang mengejar hakikat kebenaran sesuatu menurut kesanggupan manusia. Filsafat mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keutamaan (etika), dan ilmu tentang segala sesuatu yang berguna dan cara memperolehnya, serta cara menjauhi perkara-perkara yang merugikan. Tujuan seorang filosof bersifat teoritis dan praktis, yaitu mewujudkan kebenaran dalam tindakan.
Argumen Al-Kindi tentang Keselarasan Agama dan Filsafat [24:29]
Al-Kindi berpendapat bahwa kita tidak boleh mencela orang yang telah memberi manfaat besar pada kita, meskipun mereka tidak berhasil mencapai kebenaran yang sempurna. Para filosof telah memberikan buah pikiran yang menjadi jalan dan alat untuk mengetahui banyak hal. Al-Kindi juga mengatakan bahwa para filosof menyadari bahwa tidak seorang pun dapat mencapai kebenaran yang sempurna dengan upaya sendiri. Tugas kita adalah mengumpulkan hikmah yang tercecer di mana-mana. Al-Kindi menjawab kritik terhadap filsafat Yunani dengan mengatakan bahwa orang yang anti filsafat berarti anti kebenaran, dan orang yang anti kebenaran berarti kafir. Ia juga berpendapat bahwa tidak mungkin orang menolak filsafat, karena untuk membuat argumen tentang kebenaran pendapatnya, ia juga harus berfilsafat.
Dalil Al-Kindi tentang Kesetaraan Agama dan Filsafat [52:07]
Al-Kindi memberikan lima dalil tentang kesetaraan agama dan filsafat:
- Ilmu agama, jika sudah jadi ilmu, maka dia pasti jadi bagian dari filsafat.
- Isi wahyu dan kebenaran filsafat sama-sama saling sesuai.
- Menuntut ilmu adalah kewajiban agama, berarti semua konsekuensi dari menuntut ilmu bernilai religius.
- Teologi adalah bagian dari filsafat.
- Kita harus menyambut kebenaran dari mana pun asalnya.
Falsafah Al Ula: Filsafat Ketuhanan Menurut Al-Kindi [1:00:19]
Menurut Al-Kindi, di antara semua ilmu, filsafat adalah yang paling tinggi derajatnya. Di antara semua filsafat, yang paling tinggi derajatnya adalah falsafah al-ula, yaitu pengetahuan filsafat tentang Al-Haq Al Ula (Tuhan). Tuhan adalah satu-satunya Al-Wahid Al-Haq, sementara semua yang bukan Tuhan adalah al-Wahid bil majaz. Tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului wujud yang lain dan tidak berakhir wujudnya.
Teologi Negatif Al-Kindi [1:06:26]
Al-Kindi mengembangkan teologi negatif, di mana satu-satunya sifat Tuhan yang boleh disebut secara positif adalah keesaannya. Untuk memahami Tuhan, harus secara negatif, yaitu mendefinisikan Tuhan serba tidak. Tuhan tidak punya hakikat dalam arti anniah (substansi) maupun mahiah (esensi).
Bukti Adanya Tuhan Menurut Al-Kindi [1:12:12]
Al-Kindi memberikan tiga bukti adanya Tuhan:
- Kausalitas: Segala sesuatu di alam semesta ini pasti ada sebabnya. Rangkaian sebab akibat ini harus ada titik akhirnya, yaitu Tuhan sebagai penyebab pertama.
- Alam yang Baru: Alam ini tidak abadi, tetapi diciptakan. Al-Kindi menggunakan teori aritmatika untuk membuktikan bahwa alam ini terbatas dan baru.
- Kerapian Alam Semesta: Alam semesta ini sangat rapi dan teratur, tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Pasti ada yang mengatur alam semesta ini, yaitu Tuhan.
Pandangan Al-Kindi tentang Jiwa [1:25:13]
Jiwa itu sederhana, mulia, dan sempurna. Sumbernya adalah dari Tuhan, seperti cahaya yang sumbernya dari matahari. Jiwa itu murni dan bisa mengendalikan nafsu dan hasrat duniawi. Jiwa itu kekal dan pada akhirnya akan bersatu dengan Tuhan. Jiwa memiliki empat kekuatan: al-his (rasa), daya pertengahan, hafalan, dan daya intelek.
Tingkatan Akal Menurut Al-Kindi [1:30:45]
Akal memiliki empat tingkatan:
- Al-aql bil fi'li daiman (akal yang selalu aktif).
- Al-aql bil quwah (akal potensial).
- Al-aql bil makah (akal bakat).
- Al-aql azzahir (akal nyata).
Hikmah dari Pemikiran Al-Kindi [1:37:47]
Beberapa hikmah dari pemikiran Al-Kindi:
- Mengkaji buku filsafat adalah hari rayanya jiwa yang rasional.
- Ia yang mengekang lidahnya justru akan memiliki banyak pendukung.
- Ia yang jatuh cinta kepada hal-hal yang kelihatan saja akan ketemu dengan bencana.
- Ia yang menghindar dari dunia tidak akan bisa ditundukkan oleh dunia.
- Ia yang selalu bersyukur maka musim seminya tidak akan bertemu musim gugur.
- Ia yang disetir oleh ketamaan akan selalu dikejar-kejar oleh keinginan.
- Ia yang ditaklukkan oleh rasa marah maka penyesalannya akan menimpa dirinya.
- Kesombongan itu baunya lebih busuk dibandingkan bangkai.