Ringkasan Singkat
Video ini membahas tujuh instrumen investasi terbaik untuk pemula dengan modal kecil, mulai dari yang risikonya rendah hingga tinggi. Prioritas utama adalah melunasi utang sebelum berinvestasi. Berikut poin-poin pentingnya:
- Reksadana Pasar Uang (RDPU) & Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT): Investasi aman dengan return stabil.
- Cryptocurrency (Bitcoin, Ethereum, Solana): Return tinggi, risiko tinggi, perlu pemahaman mendalam.
- Bank Digital: Bunga menarik, perhatikan jaminan LPS.
- Saham Perbankan Indonesia & Saham AS (ETF SPY, QQQ): Stabil, potensi dividen, diversifikasi global.
- Emas: Aset safe haven, performa stabil jangka panjang.
- Bshare: Investasi kolektif di bisnis, akses ke informasi keuangan.
Prioritas Utama: Lunasi Utang [0:32]
Sebelum memulai investasi, prioritas utama adalah melunasi utang, terutama utang dengan bunga tinggi seperti kartu kredit (sekitar 21% per tahun) atau pinjaman online (sekitar 35% per tahun). Melunasi utang sama dengan mendapatkan return 21-35% yang pasti, karena uang tersebut tidak akan terbuang untuk membayar bunga. Hindari berutang untuk hal konsumtif seperti membeli iPhone Pro Max.
Reksadana Pasar Uang (RDPU) dan Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) [2:18]
Reksadana adalah pilihan investasi yang relatif aman untuk pemula. RDPU memberikan return sekitar 4-5% per tahun dengan investasi 100% pada instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi jangka pendek. RDPT memberikan return sekitar 6-7% per tahun dengan minimal 80% investasi pada obligasi pemerintah atau korporasi. Penting untuk memahami isi reksadana yang dipilih, misalnya obligasi pemerintah (risiko lebih rendah) atau obligasi korporasi (risiko lebih tinggi). Manfaatkan promo dari platform seperti Makmur untuk mendapatkan alpha (return lebih tinggi). Diversifikasi investasi RDPU dan RDPT untuk mengurangi risiko.
Cryptocurrency: Bitcoin, Ethereum, dan Solana [7:20]
Cryptocurrency menawarkan potensi return yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang tinggi. Bitcoin memiliki karakteristik mirip emas (pasokan terbatas, diterima global, desentralisasi), tetapi lebih volatil karena usianya yang relatif muda. Ethereum dan Solana bisa dipertimbangkan untuk diversifikasi, tetapi perlu dipelajari secara detail. Return tahunan Bitcoin sekitar 50%, Ethereum sekitar 70%, dan Solana sekitar 200% (sejak 2020), tetapi harganya sangat fluktuatif. Gunakan platform seperti Toko Crypto dan manfaatkan fitur pairing dengan USDT untuk mendapatkan spread yang lebih kecil. Aktifkan TKO Deduction untuk mendapatkan diskon trading fee.
Bank Digital: Bunga Tinggi, Perhatikan Jaminan LPS [13:18]
Bank digital menawarkan bunga yang menarik dari tabungan dan deposito, tetapi perlu diperhatikan apakah dana tersebut dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Jika bunga yang ditawarkan melebihi 4,25%, dana nasabah tidak dijamin oleh LPS. Beberapa pilihan bank digital antara lain Krom (6% bunga tabungan, 7-8,75% deposito fleksibel), Superbank (6% bunga tabungan, 7,5% deposito), dan Bank Neo Commerce (4,25% bunga tabungan, 6-8% deposito).
Saham Perbankan Indonesia [16:00]
Saham perbankan di Indonesia relatif stabil dibandingkan saham sektor lain. Bank besar seperti BCA dan Mandiri memiliki kinerja yang baik selama bertahun-tahun dan rajin membagikan dividen. Return tahunan BCA sekitar 14-29% dengan dividen yield 1,5-2,5%, sedangkan Bank Mandiri memiliki dividen yield 4-5%.
Saham AS: ETF SPY dan QQQ [17:25]
Investasi pada indeks saham AS melalui ETF (Exchange Traded Fund) seperti SPY (S&P 500) dan QQQ (Nasdaq 100) adalah cara yang baik untuk mendapatkan eksposur ke pasar global tanpa perlu memilih saham satu per satu. SPY berisi 500 perusahaan terbesar di Amerika, sedangkan QQQ fokus pada perusahaan teknologi. Return tahunan SPY sekitar 8,4% dan QQQ sekitar 14% (dalam 20 tahun terakhir), ditambah potensi penguatan US Dollar.
Emas: Aset Safe Haven [19:47]
Emas sering dianggap membosankan, tetapi merupakan aset safe haven yang baik saat pasar tidak stabil. Return tahunan emas dalam 5 tahun terakhir sekitar 14%, 10 tahun terakhir sekitar 10%, dan 20 tahun terakhir sekitar 13%. Beli emas secara rutin (dollar-cost averaging) dan manfaatkan platform digital untuk membeli emas mulai dari nominal kecil.
Bshare: Investasi Kolektif di Bisnis [21:21]
Bshare adalah platform untuk investasi kolektif di bisnis. Dengan modal kecil (misalnya Rp100.000), investor dapat mengakses informasi keuangan (profit and loss) dari bisnis yang diinvestasikan, seperti Sour Sally dan Menantea. Ini memberikan kesempatan untuk mempelajari prospek bisnis dan melakukan benchmarking.
Kesimpulan [22:54]
Tidak ada investasi yang tanpa risiko. Pahami setiap instrumen sebelum berinvestasi, mulai dari kecil, dan bangun mental sebagai investor jangka panjang, bukan spekulator. Disiplin dan konsisten adalah kunci kesuksesan dalam investasi.