Ringkasan Singkat
Video ini membahas sejarah panjang dan kompleks dari Kekaisaran Romawi Suci (Holy Roman Empire), mulai dari akar sejarahnya di Kekaisaran Romawi Kuno dan Kerajaan Franka, hingga keruntuhannya pada abad ke-19. Video ini menyoroti tokoh-tokoh kunci, peristiwa penting, dan perubahan politik serta agama yang membentuk kekaisaran ini selama lebih dari seribu tahun.
- Kekaisaran Romawi Suci adalah penerus Kekaisaran Romawi Barat dan Kerajaan Franka.
- Kekaisaran ini mengalami masa kejayaan dan kemunduran, serta konflik internal dan eksternal yang signifikan.
- Reformasi Protestan dan Perang Tiga Puluh Tahun melemahkan kekaisaran dan menyebabkan keruntuhannya.
Pendahuluan [0:00]
Video ini akan membahas sejarah Kekaisaran Romawi Suci, sebuah kekaisaran yang berkuasa selama lebih dari 1000 tahun dan menjadi cikal bakal negara Jerman saat ini. Video ini akan menjawab pertanyaan apakah kekaisaran ini sama dengan Romawi kuno Julius Caesar dan mengapa kekaisaran ini akhirnya bubar setelah satu milenium berkuasa di Eropa.
Kehancuran Romawi Barat [0:48]
Peradaban Romawi Kuno berkembang selama kurang lebih 10 abad, dari tahun 700 SM hingga 400 M. Selama periode ini, Romawi mengalami tiga zaman: kerajaan, republik, dan kekaisaran. Kekaisaran Romawi mencapai puncak kejayaannya pada tahun 117 M di bawah Kaisar Trajanus. Kemunduran dimulai setelah kematian Marcus Aurelius pada tahun 180 M, dengan pengganti yang lemah dan pemberontakan di berbagai wilayah. Salah satu penyebab utama runtuhnya Kekaisaran Romawi adalah perpecahan menjadi dua, yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur, pada masa Kaisar Theodosius (379-395 M). Romawi Barat beribu kota di Roma, sementara Romawi Timur beribu kota di Konstantinopel. Setelah kematian Theodosius, kekacauan melanda Romawi Barat, dan pemerintahan Kaisar Romulus Augustulus runtuh setelah dikalahkan oleh orang-orang Barbar yang dipimpin oleh Odoaser pada tahun 476 M. Runtuhnya Romawi Barat menyebabkan krisis sosial ekonomi dan hilangnya kekuatan politik kaisar. Senat mengirimkan lambang kekaisaran ke Kaisar Romawi Timur, Zeno. Romawi Timur (Bizantium) tetap makmur dan tidak tersentuh serangan selama hampir 1000 tahun. Setelah runtuhnya Romawi Barat, muncul kerajaan-kerajaan baru di bekas wilayahnya. Odoaser menguasai Italia sebelum dibunuh oleh Theodoric Agung, raja Ostrogoth. Theodoric, yang awalnya disuruh Zeno untuk merebut kembali Roma, malah mengklaimnya sendiri dan menyebut dirinya "raja Goth dan Romawi".
Kerajaan Franka [4:32]
Kerajaan-kerajaan baru ini sebagian besar berasal dari orang Barbar, yaitu bangsa Jermanik. Periode ini disebut "Abad Kegelapan" karena masa transisi dari perubahan budaya dan pembagian wilayah yang rumit. Salah satu kerajaan yang menjadi cikal bakal Kekaisaran Romawi Suci adalah Kerajaan Franka, kerajaan Barbar terbesar pasca-Romawi Barat di Eropa Barat. Kerajaan Franka adalah salah satu kerajaan Jermanik terakhir yang bertahan hidup dari era periode migrasi (375-568 M), yang ditandai dengan migrasi besar-besaran dan jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat. Suku Franks mendirikan wilayah di dekat sungai Rin dan Mus di utara. Clovis I mendirikan dinasti Merovingian (481-751 M), keluarga penguasa kaum Franks. Clovis I menyatukan semua Franks setelah menaklukkan Soissons (486 M) dan Aquitaine (507 M). Pada tahun 737, Raja Theodoric IV dari dinasti Merovingian meninggal, dan Charles Martel mengangkat dirinya sebagai walikota dan pangeran kaum Franks. Charles Martel mengisi kekosongan pemerintahan sebagai pangeran karena jasanya memberantas pemberontakan dan invasi. Ini adalah awal mula dinasti Carolingian. Setelah Charles Martel meninggal (741 M), Carloman dan Pepin si Pendek (anak Charles Martel) menunjuk Chilperic III dari dinasti Merovingian sebagai pemimpin boneka. Pada tahun 747, Pepin si Pendek menjadi walikota istana Austrasia dan Neustria, menjadikannya penguasa seluruh Kerajaan Franka. Pepin si Pendek mengatur pencopotan Raja Merovingian, Chilperic III.
Charlemagne dan Awal Mula Kekaisaran Romawi Suci [7:30]
Pada Maret 752, Pepin dilantik sebagai raja Franks, menandai dimulainya dinasti Carolingian. Pelantikan Pepin direstui oleh Paus Zakari, dan sebagai imbalannya, Pepin melindungi kepausan di Roma dan agama Katolik. Setelah Pepin meninggal (768 M), ia digantikan oleh anak pertamanya, Charles Agung (Charlemagne). Charlemagne dan adiknya, Carloman I, menjadi raja kaum Franks sebelum adiknya mengundurkan diri dan meninggal. Charlemagne memimpin kaum Franks dan menyebarkan ajaran Katolik ke wilayah-wilayah yang ditaklukkannya. Pada tahun 797, Kaisar Romawi Timur, Constantin VI, disingkirkan oleh ibunya, Permaisuri Irene, yang menyatakan dirinya sebagai penguasa tunggal. Karena gereja Latin hanya menganggap seorang Kaisar Romawi itu laki-laki, Paus Leo III mencari kandidat baru. Pada 25 Desember 800, karena pengabdian Charlemagne terhadap agama Katolik dan perlindungannya terhadap para paus, ia dimahkotai sebagai Kaisar Romawi oleh Paus Leo III di Basilika Santo Petrus di Roma. Inilah yang menjadi awal mula Kekaisaran Romawi Suci yang bertahan sampai abad ke-19. Namun, beberapa sejarawan masih memperdebatkan apakah ini awal mula Kekaisaran Romawi Suci atau nanti pada tahun 962 pada saat dinasti Otonian. Posisi Charlemagne sebagai kaisar pertama di barat setelah lebih dari 300 tahun membawanya ke dalam konflik dengan Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel.
Wilayah Kekuasaan Charlemagne [9:37]
Semasa pemerintahan Charlemagne, wilayah kekuasaannya hanya disebut sebagai Kekaisaran Romawi. Istilah "sacrum" baru digunakan tahun 1157 pada pemerintahan Frederick I Barbarossa untuk mencerminkan ambisinya menguasai Italia dan kepausan. Pada tahun 1512, nama itu diubah menjadi Kekaisaran Romawi Suci bangsa Jerman. Nama baru ini bertepatan dengan hilangnya wilayah kekaisaran di Italia dan Burgundia pada akhir abad ke-15 dan untuk menegaskan wilayah mereka. Kekaisaran Romawi Suci juga disebut sebagai "The First Reich" atau kekaisaran yang pertama. Sebutan ini baru dimulai pada tahun 1923. Kaum nasionalis Jerman awal abad ke-20 dan propaganda partai menganggap Kekaisaran Romawi Suci sebagai Reich pertama, Kekaisaran Jerman sebagai Reich kedua, dan Jerman sebagai Reich ketiga. Charlemagne memerintah dari sejumlah kota kekaisarannya, tetapi pusat pemerintahannya berada di Aachen, salah satu kota di Jerman modern. Aachen berkembang menjadi pusat peradaban baru. Charlemagne membangun istana dan katedral di sana. Istananya memiliki sekolah yang merekrut guru-guru terbaik. Charlemagne memerintahkan sekolah di seluruh kerajaan untuk menggunakan bahasa Latin aslinya dan menyebarkan huruf kecil Carolingian, bentuk tulisan standar yang menjadi dasar alfabet cetak Eropa modern. Charlemagne juga melakukan reformasi ekonomi besar-besaran, seperti penggunaan mata uang perak yang sama di seluruh Eropa dan memfasilitasi perdagangan lintas batas.
Perpecahan Kekaisaran [12:07]
Charlemagne terlibat dalam sejumlah reformasi dalam administrasi, hukum, pendidikan, organisasi militer, dan agama yang membentuk Eropa selama berabad-abad. Kemajuan seni, budaya, dan pendidikan ini dikenal sebagai "Renaisans Carolingian". Setelah Charlemagne meninggal (814 M), mahkota kekaisaran diberikan kepada putranya, Louis yang Saleh. Louis memegang kekuasaan sampai tahun 840. Sebagai penerus, ia tidak memiliki keterampilan sebagai negarawan dan tentara, sehingga kekaisarannya terpecah belah. Louis terus mengangkat anak pertamanya, Lothair I, menjadi kaisar pendamping. Setelah Louis meninggal (840 M), kekaisaran yang disatukan oleh Charlemagne terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan beberapa perjanjian: Perjanjian Verdun, Perjanjian Prüm, Perjanjian Meersen, dan Perjanjian Ribemont. Perjanjian Verdun (843 M) membagi kekaisaran ke anak-anak Louis yang Saleh menjadi tiga kerajaan: Lothair I, Louis si Jerman, dan Charles si Botak. Setelah Louis yang Saleh meninggal (840 M), Lothair I mengklaim kekuasaan atas seluruh kerajaan ayahnya. Louis si Jerman dan Charles si Botak menolak mengakui kedaulatan Lothair dan menyatakan perang. Setelah perang saudara, mereka mengalahkan Lothair dalam pertempuran Fontenoy (841 M) dan mengukuhkan aliansi mereka pada 14 Februari 842 melalui Sumpah Strasbourg. Hasil dari Perjanjian Verdun adalah Lothair I menerima Francia Media (Kerajaan Franks Tengah), yang kemudian menjadi Benelux modern, Rhineland, Lorraine, Alsace, Burgundy, Provence, dan Kerajaan Italia. Louis si Jerman menerima Francia Orientalis (Kerajaan Franks Timur). Charles si Botak menerima Francia Occidentalis (Kerajaan Franks Barat).
Perjanjian-Perjanjian Selanjutnya [16:13]
Perjanjian Prüm (855 M) ditandatangani setelah Kaisar Lothair I hampir meninggal. Dia membagi wilayah kekuasaannya di Franks Tengah ke ketiga putranya. Setelah kematian Lothair I (855 M), putra sulungnya, Louis II dari Italia, mewarisi Italia. Putra ketiga Lothair I, Charles dari Provence, mewarisi Burgundy Hulu dan Hilir. Wilayah yang tersisa di utara Pegunungan Alpen diwarisi ke putra kedua, Lothair II, dan kemudian diberi nama Lotharingia atau Lorraine modern. Charles dari Provence menderita epilepsi dan meninggal tanpa ahli waris (863 M). Kerajaannya dibagi ke kedua saudaranya. Lothair II menerima wilayah Burgundy Hilir bagian barat, dan Louis II dari Italia menerima sisa wilayah Kerajaan Provence. Pada tahun 869, Lothair II meninggal tanpa memiliki anak yang sah, jadi ahli warisnya adalah saudaranya, Louis II dari Italia. Namun, karena Louis II dari Italia sedang sibuk perang dengan Emirat Bari, kedua pamannya mengambil alih warisannya. Perjanjian Meersen (870 M) adalah perjanjian untuk membagi wilayah kekuasaan Lothair II oleh kedua pamannya, Louis si Jerman dan Charles si Botak. Louis si Jerman menguasai Franks Timur, dan Charles si Botak menguasai Franks Barat. Louis II dari Italia tidak kebagian wilayah kakaknya sedikit pun.
Penyatuan Kembali dan Perpecahan Akhir [18:10]
Pada tahun 875, Louis II dari Italia meninggal dan digantikan oleh sepupunya, Carloman dari Bavaria, putranya Louis si Jerman. Charles si Botak, dengan dukungan Paus John VIII, melakukan perjalanan ke Italia dan menerima mahkota kerajaan di Pavia dan lambang kekaisaran di Roma (25 Desember 875). Louis si Jerman tidak terima karena itu hak anaknya. Louis si Jerman menyerang dan menghancurkan wilayah kekuasaan Charles II, dan Charles II harus segera balik ke Franks Barat. Setahun kemudian, Louis si Jerman meninggal, dan Carloman dari Bavaria menjadi raja Bavaria, dan anak keduanya, Louis si Saxon, menjadi raja Franks Timur. Setelah kematian Louis si Jerman, Charles II mencoba merebut kerajaan Louis si Jerman tetapi dikalahkan dalam pertempuran Andernach (8 Oktober 876). Charles II meninggal (6 Oktober 877) dan digantikan oleh anaknya, Louis II (Louis si Gagap). Dia berkuasa hanya 2 tahun dan membagi wilayah kekuasaannya ke kedua anaknya, Carloman II dan Louis III. Pada tahun 879, Carloman dari Bavaria sakit parah dan menyerahkan wilayah kekuasaannya ke adik-adiknya: Bavaria ke Louis III (Louis si Saxon) dan Italia ke Charles si Gendut. Setelah meninggalnya Louis si Gagap, seorang bangsawan Franks, Boso, mengklaim kemerdekaan dengan mengklaim gelar "Dei Gratia Rex", dan mengklaim bahwa ayah mertuanya telah menunjuk dia sebagai pewarisnya. Para uskup dan bangsawan memilih Boso sebagai raja dan penerus Louis si Gagap. Boso menjadi raja wilayah Provence.
Perpecahan Franks Barat [20:59]
Pembagian wilayah Franks Barat setelah Louis si Gagap meninggal adalah Louis III menguasai bagian utara Franks Barat termasuk ibu kota Paris, dan Carloman II menguasai bagian selatan (Aquitaine). Pada 5 Agustus 882, Louis III meninggal, dan Franks Barat akhirnya dikuasai penuh oleh Carloman II. Sebelum kematiannya, Louis III bersama dengan Carloman II dan Louis III lainnya (Louis si Lebih Muda) membuat perjanjian Ribemont (880 M). Perjanjian itu dibuat setelah Louis si Lebih Muda menyerbu Franks Barat. Raja Louis III dan Carloman II mengakui kepemilikan Louis si Lebih Muda atas seluruh Lotharingia. Raja Louis III dan Carloman II kemudian bebas berurusan dengan Boso tanpa campur tangannya Louis si Lebih Muda. Pada tahun 880, Carloman II dan Louis III melawan Boso dan mengambil bagian utara wilayah kekuasaannya. Mereka juga melakukan pengepungan selama 2 tahun di Vienne, tetapi kota itu akhirnya diambil alih oleh Richard, Duke of Burgundy. Perbatasan antara Prancis dan Kekaisaran Romawi sebagian besar tetap sama sampai akhir abad pertengahan.
Penyatuan Singkat dan Perpecahan Akhir Kekaisaran Carolingian [23:03]
Setelah sempat terpecah belah, Kekaisaran Carolingian akhirnya bisa bersatu lagi walau cuma dalam waktu yang singkat. Pada tahun 884, Charles si Gendut dinobatkan jadi Kaisar. Setahun kemudian, Louis si Lebih Muda dan Louis III dari Prancis meninggal dunia. Wilayah Bavaria dan Saxony diambil alih sama Charles si Gendut, sedangkan wilayah Franks Barat diambil alih oleh Carloman II. Carloman II meninggal saat berburu tahun 884, dan wilayahnya diambil alih oleh Charles si Gendut. Maka bersatulah kembali seluruh wilayah yang dulu dikuasai sama Charlemagne, tapi sayangnya itu cuma sebentar aja. Saat Paris diinvasi sama Viking tahun 886, Charles si Gendut malah narik pasukannya. Istana menganggap dia sebagai pengecut dan enggak kompeten. Setahun kemudian, keponakannya, Arnulf dari Carinthia, naikin panji pemberontakan. Charles si Gendut kabur ke Neidingen dan meninggal tahun berikutnya.
Terpecahnya Kembali Kekaisaran Carolingian [24:22]
Setelah kematian Charles si Gendut, kekaisaran Carolingian terbagi ke beberapa penguasa. Arnulf menguasai Carinthia, Bavaria, Lorin, dan Jerman. Arnulf II jadi Raja Aquitaine. Italia jatuh ke tangan Pangeran Berengar dari Friuli. Burgundia Hulu ke tangan Rudolf I, dan Burgundia Hilir ke tangan Louis si Buta. Pangeran Odo dari Paris terpilih sebagai raja Francia Barat (Prancis), dan dia enggak ada hubungan darah sama dinasti Carolingian. Ini berdampak enggak akan bersatunya Franks Barat dengan kekaisaran Carolingian di masa depan nanti.
Dinasti Otonian dan Kebangkitan Kekaisaran Romawi Suci [25:05]
Arnulf meninggal tahun 899, digantiin sama anaknya, Louis si Anak. Dia merupakan raja Franks Timur terakhir dari dinasti Carolingian. Karena dia enggak punya keturunan, para bangsawan Franks Timur enggak nyoba ngambil bangsawan Carolingian yang ada di Franks Barat, malah mereka ngangkat salah satu bangsawan, Conrad I dari Jerman, buat jadi pemimpinnya Franks Timur. Dia merupakan raja pertama yang bukan dari dinasti Carolingian, tapi dia masih termasuk suku Franks. Conrad I juga raja pertama yang dipilih sama kaum bangsawan dan raja pertama yang diurapi. Conrad I meninggal tahun 918, digantiin oleh Henry si Pemburu dari Sachsen yang memerintah tahun 919-936. Henry si Pemburu meninggal tahun 936, terus digantiin sama anaknya, Otto I (Otto Agung). Terus dimulailah dinasti Otonian, yaitu dinasti Saxon dari raja-raja Jerman. Tahun 951, Otto datang bantuin Ratu Adelaide dari Italia ngalahin musuh-musuhnya, terus dia nikahin Ratu itu dan ngambil alih kendali atas Italia. Tahun 962, Otto dimahkotai sebagai Kaisar sama Paus John XII, jadi menghubungkan urusan kerajaan Jerman dengan urusan Italia dan kepausan. Jerman, Italia, dan kepausan bersatu. Penobatan Otto sebagai Kaisar menandai raja-raja Jerman sebagai penerus kekaisaran Charlemagne dan juga bikin mereka nganggap diri mereka sebagai penerus Romawi kuno.
Renaisans Otonian dan Dinasti Salia [26:49]
Berkembangnya seni yang dimulai dengan pemerintahan Otto yang Agung dikenal sebagai Renaisans Otonian yang berpusat di Jerman, tapi juga terjadi di Italia Utara dan juga Prancis. Jabatan Kaisar Romawi Suci dengan ini secara resmi dipindahin dari Franks Tengah ke Franks Timur. Jabatan itu akan tetap ada selama sisa sejarah Kekaisaran Romawi Suci. Jadi peristiwa ini dilihat sebagai dimulainya Kekaisaran Romawi Suci. Beberapa sejarawan menganggap penobatan Charlemagne pada tahun 800 sebagai permulaan, tetapi kekaisarannya sekarang secara umum disebut sebagai kekaisaran Frank atau Carolingian. Dinasti Otonian memerintah kekaisaran sampai tahun 1024. Mereka gabungin wilayah Bohemia ke dalam kekaisaran, dan enggak lama Otonian digantiin sama dinasti Salia. Dinasti ini melahirkan Empat Raja Jerman yang semuanya kemudian dinobatin sebagai Kaisar Romawi Suci: Conrad II, Henry III, Henry IV, dan Henry V. Pada masa itu, di dalam kekaisaran itu banyak banget menaungi raja-raja tiap wilayah, dan nanti selama beberapa tahun ke depan Kekaisaran Romawi Suci mempunyai banyak raja di wilayahnya, tapi hanya ada satu Kaisar di waktu yang sama. Raja-raja inilah yang suka memberontak yang bikin keadaan kekaisaran kacau balau.
Perang Salib dan Konflik dengan Gereja [28:22]
Semasa Kaisar Henry IV, Paus Urban II ngumumin Perang Salib yang pertama bulan November 1095. Tentara salib pertama yang sebagian besar terdiri dari rakyat jelata dan para Kesatria miskin berangkat ke Holy Land (tanah suci) pada awal tahun 1096, tapi mereka malah nyerang kota-kota di sepanjang Sungai Rin dan membantai ribuan orang Yahudi. Orang-orang Yahudi ngirimin surat ke Henry IV buat minta perlindungannya. Henry IV merintahin para Uskup dan bangsawan Jerman buat melindungi komunitas Yahudi, tapi mereka jarang bisa NY masa buat menganiaya mereka. Pasukan ini akhirnya dibasmi oleh tentara Seljuk yang dipimpin oleh Kilij Arslan I di pertempuran Civetot bulan Oktober 1096. Kerajaan Burgundia yang masuk ke wilayah Franks Tengah terus dimasukin ke Kekaisaran Romawi Suci. Wilayah utama dari Kekaisaran Romawi Suci sekarang itu Jerman, Italia, Bohemia, dan Burgundia. Dinasti Salia sering banget berantem sama gereja. Kekuatan kekaisaran yang tumbuh pada abad ke-11 nimbulin pertanyaan tentang siapa yang berkuasa tertinggi dalam Latin Christianity (agama Kristen latin): Apakah paus kah ataukah Kaisar? Maka tahun 1122 dibikin perjanjian Concordat of Worms yang isinya membatasi pengaruh Kaisar dalam mengatur prosedur pengangkatan Uskup dan Abbas di kekaisaran.
Dinasti Hohenstaufen dan Frederick Barbarossa [29:49]
Dinasti Salia berakhir pas Henry V meninggal, digantiin Lothair III tahun 1125. Lothair III terus meninggal tahun 1137 dan digantiin Conrad III dari keluarga Hohenstaufen, cucu Kaisar Henry IV dan keponakan Kaisar Henry V. Conrad III itu sempat ikut perang salib kedua tahun 1147 tapi kalah. Tahun 1152, Conrad III meninggal digantiin keponakannya Frederick Barbarossa. Frederick Barbarossa dimahkotai sebagai Kaisar tahun 1155. Dia menekankan keromawian kekaisaran sebagai upaya membenarkan kekuasaan kaisar yang independen dari Paus. Tahun 1190, Frederick berpartisipasi dalam Perang Salib ketiga dan meninggal di Kerajaan Armenia di Kilikia. Perang salib ketiga nih perang salib yang paling terencana dan terorganisir dibanding perang salib yang sebelum-sebelumnya. Selain Frederick Barbarossa, ada Salah satu raja Inggris terkenal yang ikut partisipasi perang salib kali ini yaitu Richard I dari England atau yang lebih dikenal dengan Richard the Lionheart. Dan di sisi lawannya juga ada Saladin atau Salahudin Ayubi pendiri Kesultanan Ayyubiyah.
Kematian Frederick Barbarossa dan Frederick II [31:08]
Karena Frederick udah menandatangani perjanjian persahabatan sama Salahuddin Ayubi tahun 1175, dia tuh ngerasa perlu kasih tahu Salahudin Ayubi tentang berakhirnya aliansi mereka. Jadi tanggal 26 Mei 1188, dia ngirimin Pangeran Henri yang kedua buat nyampein hal itu ke Salahuddin Ayyubi. Tanggal 11 Mei 1189, Barbarossa berlayar dari Regensburg menyusuri sungai Danube dengan membawa pasukan sebanyak 12.000 sampai 15.000 orang termasuk 3.000 sampai 4.000 Kesatria. Mereka melewati Hungaria, Serbia, Bulgaria sebelum memasuki wilayah Bizantium. Tentara yang datang dari Eropa Barat itu terus maju melalui Anatolia Di mana mereka menang dalam pertempuran Philomelium dan ngalahin pasukan Seljuk dan dalam pertempuran Ikonium dan akhirnya mencapai sejauh Armenia Kilikia. Mendekatkan antara Jerman yang menang di bawah pimpinan Frederick Barbarossa itu sangat mengkhawatirkan Salahuddin Ayyubi. Jadi dia terpaksa ngurangin kekuatannya dalam pengepungan Acre dan mengirimkan pasukan ke utara buat menghalangi kedatangan Jerman. Frederick Barbarossa milih ngikutin saran penduduk Armenia setempat buat mengikuti jalan pintas di sepanjang Sungai Salep. Sementara itu pasukannya melintasi jalur pegunungan. Pada tanggal 10 Juni 1190, Barbarossa tenggelam di dekat kastil Silifke di sungai Salep. Ada beberapa versi soal kematian Barbarossa: Kaisar milih untuk berenang menyeberangi Sungai dan tersapu arus, Kaisar terlempar dari kudanya ketika menyeberangi Sungai terus karena baju besinya berat dia tenggelam, Kaisar mandi di sungai biar segar badannya karena perang selama beberapa hari tapi karena rasa lelah selama masa perang dia terbawa arus sungai dan tenggelam. Kematian Frederick Barbarossa nyebabin beberapa ribu tentara Jerman meninggalkan pasukan dan kembali ke rumah melalui pelabuhan Kilikia dan Suriah. Perang salib ketiga jadi panggung buat Richard the Lionheart dan Salahudin Ayubi. Frederick II cucu dari Frederick Barbarossa dijuluki Stupor Mundi atau Keajaiban Dunia. Frederick II berbicara dalam enam bahasa dan mempromosikan puisi, filsafat juga sastra abad pertengahan. Frederick II juga nyambut para sarjana muslim dan Yahudi di istananya di Palermo Sicilia. Toleransi beragama dan Ambisi meluaskan wilayahnya yang enggak terbatas bikin dia dalam kondisi konflik dengan paus. Frederick pun dikucilin tiga dan Paus Innocent IV bahkan memanggilnya antikristus. Tapi Frederick II tetap jalanin tugasnya sebagai umat Kristen yang taat dengan berlayar ke Yerusalem mengikuti perang salib ke-enam. Frederick II bernegosiasi dengan sultan Al-Kamil dan mendapatkan kembali kendali atas Yerusalem. Ketika Perang Salib ketiga Gagal secara militer, perang salib keen berhasil dengan diplomasi.
Dinasti Habsburg dan Reformasi Protestan [34:24]
Dinasti Habsburg menguasai Kekaisaran Romawi Suci sampai hari terakhirnya. Dinasti ini juga menghasilkan raja-raja Bohemia, Hungaria, Kroasia, Spanyol, Portugal, dan wilayah lainnya. Dinasti ini juga nantinya jadi Austria modern. Frederick III adalah Habsburg pertama yang dinobatkan sebagai Kaisar Romawi Suci tahun 1452. Frederick III Kaisar kedua terakhir yang dimahkotai oleh paus dan terakhir yang dimahkotai di Roma. Di bawah kekuasaan Habsburg yang dipimpin sama Maximilian I, Kekaisaran Romawi Suci mengalami era pertikaian agama yang hebat dan ini jadi salah satu periode tergelapnya. Sementara keluarga kekaisaran sangat taat Katolik, di wilayah utara kekaisaran Reformasi protestan meledak tahun 1517 ketika Martin Luther secara resmi memutuskan hubungan dengan paus dan memecah belah kekristenan barat. Sejumlah besar kota memanfaatkan kesempatan ini buat melawan Habsburg yang Katolik. Mereka manfaatin perubahan besar dalam urusan gereja dan berpihak sama reformasi. Rhineland, Bohemia, Austria, dan Wilayah selatan Jerman sebagian besar tetap beragama Katolik, sementara Wilayah utara, Starsburg, dan Frankfurt jadi benteng Protestan.
Perang Tiga Puluh Tahun dan Keruntuhan Kekaisaran [36:23]
Ketika protestanisme masih berkembang, kerajaan Bohemia perlahan namun pasti beralih ke kepercayaan baru. Kerajaan itu berada di bawah kekuasaan Habsburg pada saat itu. Selain jadi Kaisar, Habsburg juga secara bersamaan Jadi Raja Bohemia. Tahun 1618, kaum bangsawan Bohemia tuh memberontak dan menggulingkan Ferdinand II sebagai raja Bohemia. Mereka nawarin mahkota kepada seorang kandidat Protestan. Malu sekaligus tersinggung, Ferdinand II Kaisar Romawi Suci membalas dengan ekspedisi militer yang memicu konflik panjang dan berlarut-larut yang disebut perang 30 tahun. Pertempuran yang berlangsung selama beberapa dekade menghancurkan dan melemahkan posisi kekaisaran. Saat konflik terus berlanjut, konflik internal oleh para pangeran Protestan dan intervensi sama pasukan Denmark, Swedia, dan Prancis terlalu berat ditangani oleh Habsburg. Tahun 1648 disetujui Peace of Westphalia atau perdamaian Westphalia. Perjanjian ini mengakhiri perang 30 tahun, menutup periode mengerikan dalam sejarah Eropa yang menewaskan sekitar 8 juta orang dan membawa perdamaian ke Kekaisaran Romawi Suci. Setelah perjanjian Westphalia, Habsburg tetap berkuasa sebagai Kaisar Romawi suci, Tapi kekuasaan mereka semakin terbatas pada wilayah Austria, Bohemia, dan Hungaria milik mereka sendiri. Di Wina, mereka menggagalkan Serangan besar Ottoman di Eropa Tengah dengan bantuan Polandia tahun 1683 dan dengan kekuatan inilah mereka terus berusaha menghalangi kebangkitan Prancis sebagai kekuatan besar Eropa. Leopold I Kaisar Romawi Suci gagal dalam tugas ini ketika Raja Louis XIV dari Prancis berhasil memperluas perbatasan timurnya ke sungai Rin. Pada masa pemerintahan Louis XIV, Habsburg sangat bergantung pada tanah warisan mereka untuk melawan kebangkitan Prusia yang memiliki wilayah di dalam kekaisaran. Sepanjang Abad ke-18, Habsburg terlibat dalam berbagai konflik Eropa kayak War of the Spanish succession, War of the polish succession, dan War of the austrian succession. Dualisme Jerman antara Austria dan Prusia mendominasi sejarah kekaisaran setelah tahun 1740, tapi persaingan mereka memainkan peran utama dalam penyatuan nasional Jerman pertama pada abad ke-19 nantinya.
Kehancuran Kekaisaran Romawi Suci [38:51]
Kekaisaran yang berumur 1000 Tahun ini mendekati kehancurannya pas terjadinya Revolusi Prancis tahun 1792 sampai 1802. Revolusi Prancis berakibat luas hingga ke seluruh wilayah Eropa. Salah satu Jenderalnya, Napoleon Bonaparte, berhasil melululantahkan semua kerajaan di Eropa bahkan di Mesir. Serangan-serangan pasukan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon itu bikin banyak kerajaan terpaksa bikin perjanjian damai sama Prancis bahkan yang lebih parah lagi bikin Kekaisaran Romawi Suci bubar. Kekaisaran ini bubar pada tanggal 6 Agustus 1806 ketika Kaisar Romawi Suci terakhir Francis II turun takta menyusul kekalahan militer oleh Perancis Pada pertempuran Austerlitz tahun 1805. Napoleon ngatur ulang sebagian besar kekaisaran menjadi Confederation of the Rhine atau konfederasi Rin. Dinasti Habsburg-Lorraine milik Francis II selamat dari runtuhnya kekaisaran dan terus memerintah sebagai Kaisar Austria dan raja Hungaria sampai pembubaran terakhir kekaisaran Habsburg pada tahun 1918 setelah perang dunia yang pertama. Konfederasi Napoleon di Rain digantiin sama persatuan baru konfederasi Jerman tahun 1815 setelah berakhirnya Perang Napoleon. Persatuan ini bertahan sampai tahun 1866 ketika Prusia mendirikan kon federasi Jerman Utara cikal bakal kekesaran Jerman yang nyatuin wilayah-wilayah berbahasa Jerman di luar Austria dan Swiss di bawah kepemimpinan Prusia. Pada tahun 1871, negara ini berkembang jadi Jerman modern.