KEHILANGAN KEMULIAAN TUHAN | PS DEBBY BASJIR

KEHILANGAN KEMULIAAN TUHAN | PS DEBBY BASJIR

Ringkasan Singkat

Video ini membahas tentang pentingnya kemuliaan Tuhan dalam kehidupan orang percaya, belajar dari kisah bangsa Israel yang kehilangan kemuliaan Tuhan. Beberapa poin utama meliputi:

  • Kemuliaan Tuhan berbicara tentang kemenangan dan kelepasan.
  • Kehilangan kemuliaan Tuhan mengakibatkan kekalahan dan kesedihan.
  • Tuhan tidak bisa direkayasa dan melihat hati serta kehidupan kita.
  • Pentingnya hidup takut dan hormat akan Tuhan serta menjauhi dosa.

Pendahuluan: Kerinduan akan Kemuliaan Tuhan [0:07]

Pembicara membuka dengan menekankan kerinduan untuk hidup dan melihat kemuliaan Tuhan sebagai hal terpenting dalam pengiringan kepada Tuhan. Kemuliaan Tuhan adalah kemenangan dan kelepasan. Banyak orang Kristen yang merasa sudah melakukan berbagai hal namun belum mengalami kemuliaan Tuhan. Kisah bangsa Israel akan menjadi pelajaran tentang kehilangan kemuliaan Tuhan.

Kisah Imam Eli dan Keluarga: Penyebab Kehilangan Kemuliaan [1:26]

Kisah ini diambil dari 1 Samuel 4, menceritakan tentang Imam Eli yang gagal mendidik anak-anaknya, Hofni dan Pinehas, yang melakukan dosa dengan mengambil bagian persembahan untuk diri sendiri dan meniduri wanita-wanita yang melayani di Bait Tuhan. Tuhan marah dan menyatakan bahwa tidak ada korban yang dapat menghapus dosa keluarga Eli. Sejak saat itu, Tuhan memilih Samuel sebagai pengganti Eli. Bangsa Israel hidup tanpa kemuliaan Tuhan. Seringkali, orang Kristen masih melakukan rutinitas keagamaan tanpa menyadari bahwa mereka hidup tanpa kemuliaan Tuhan.

Tabut Tuhan Dirampas: Konsekuensi Kehilangan Kemuliaan [4:51]

Bangsa Israel berperang melawan Filistin dan kalah, dengan 4.000 orang tewas. Mereka memutuskan untuk membawa Tabut Perjanjian dari Silo ke medan perang, percaya bahwa Tabut akan membawa kemenangan. Hofni dan Pinehas mengizinkan Tabut dibawa tanpa izin. Ketika Tabut tiba, bangsa Israel bersorak dengan nyaring hingga bumi bergoncang. Namun, pembicara menekankan bahwa teriakan dan sorak-sorai yang mengguncang bumi belum tentu mengguncangkan hati Tuhan. Bangsa Israel tidak menyadari bahwa kemuliaan Tuhan sudah meninggalkan mereka.

Reaksi Bangsa Filistin: Ketakutan dan Keberanian [10:27]

Bangsa Filistin mendengar keributan dan mengetahui bahwa Tabut Tuhan telah dibawa ke perkemahan Israel. Mereka menjadi takut karena mengetahui kekuatan Tuhan Israel yang telah melakukan banyak mukjizat di masa lalu, termasuk menghajar bangsa Mesir dan membelah laut. Namun, mereka saling menguatkan dan memutuskan untuk bertindak berani seperti laki-laki, karena tidak ingin menjadi budak orang Ibrani.

Kekalahan Israel dan Kematian Eli: Tragedi Kehilangan Kemuliaan [18:33]

Bangsa Filistin berperang dan mengalahkan Israel, dengan 30.000 orang tewas. Tabut Elohim dirampas, dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas. Seorang dari suku Benyamin melarikan diri dari pertempuran dan membawa kabar kepada Eli. Mendengar bahwa Tabut Elohim dirampas, Eli terjatuh dan meninggal karena lehernya patah. Menantu perempuan Eli, istri Pinehas, melahirkan seorang anak dan menamainya Ikabot, yang berarti "Kemuliaan Tuhan telah meninggalkan Israel."

Pentingnya Hidup Takut akan Tuhan: Kemuliaan yang Sejati [19:45]

Pembicara menekankan bahwa Tuhan tidak bisa direkayasa dan melihat hati serta kehidupan kita. Dia menentang praktik "titip doa" dan menekankan pentingnya memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan. Dia memberikan contoh tentang orang yang ingin rumahnya didoakan tanpa kehadirannya, dan menjelaskan bahwa berkat sejati datang dari hidup yang benar di hadapan Tuhan. Sekalipun seseorang melayani, membayar persepuluhan, atau memakai simbol-simbol keagamaan, jika hidupnya tidak benar, maka kemuliaan Tuhan tidak ada padanya.

Pertobatan dan Berkat Orang Tua: Kunci Kemuliaan dalam Keluarga [25:11]

Pembicara memberikan contoh lain tentang keluarga kaya yang ingin anaknya diurapi sebelum kembali ke Amerika. Dia menekankan pentingnya kehadiran orang tua dan berkat dari mereka bagi anak-anak. Dia menceritakan bagaimana sang ayah awalnya enggan karena merasa tidak layak, tetapi kemudian bertobat dan memberkati anak-anaknya. Berkat dari orang tua yang hidup dalam pertobatan adalah berkat terbesar bagi anak-anak.

Penutup: Hidup dalam Kemuliaan Tuhan [29:39]

Pembicara menyimpulkan dengan menekankan bahwa Tuhan tidak bisa direkayasa dan persembahan hidup serta pertobatan lebih menyenangkan hati Tuhan. Bangsa Israel berpikir bahwa membawa Tabut akan membawa kemenangan, tetapi mereka salah karena hati mereka tidak menghormati Tuhan. Pembicara mengajak pendengar untuk hidup takut dan hormat akan Tuhan, meninggalkan kehidupan lama, dan sungguh-sungguh hidup dalam kehidupan yang baru bersama Tuhan.

Watch the Video

Date: 8/1/2025 Source: www.youtube.com
Share

Stay Informed with Quality Articles

Discover curated summaries and insights from across the web. Save time while staying informed.

© 2024 BriefRead