Ringkasan Singkat
Video ini adalah pidato yang membahas tentang pentingnya melestarikan nilai-nilai Sunda dalam pembangunan di Bogor dan Jawa Barat. Pidato ini menyoroti sejarah Pajajaran, pentingnya menjaga alam, dan perlunya pemimpin yang memiliki keyakinan serta berpegang pada kearifan lokal. Beberapa poin utama yang ditekankan meliputi:
- Pentingnya melestarikan nilai-nilai Sunda dalam pembangunan.
- Menjaga alam dan lingkungan hidup.
- Pemimpin harus memiliki keyakinan dan berpegang pada kearifan lokal.
- Perlunya persatuan dan keselarasan antara pemimpin dan rakyat.
- Mengembalikan kejayaan Pajajaran dengan mewujudkan tata ruang dan kehidupan yang selaras dengan alam.
Pembukaan [0:00]
Pembukaan pidato dimulai dengan salam dan penghormatan kepada para hadirin, termasuk perwakilan dari Kemendagri, Walikota Bogor Bima Arya, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, serta para tokoh masyarakat lainnya. Disampaikan rasa syukur atas kesempatan untuk menyampaikan gagasan tentang pentingnya nilai-nilai Sunda. Pidato ini juga menyinggung sejarah Pajajaran dan pentingnya peradaban Sunda di tanah Pakuan Pajajaran.
Sejarah dan Nilai-Nilai Pajajaran [0:35]
Pidato ini membahas tentang kejayaan Pajajaran 543 tahun lalu sebagai peradaban yang penuh berkah dan welas asih. Dijelaskan bahwa manusia Sunda harus memiliki rasa, bahasa, dan hati yang bersih seperti Ki Pamanah Rasa Jaya Dewata atau Sri Baduga Maharaja Pasipatan Siliwangi. Nilai-nilai seperti silih asah, silih asih, silih asuh, nulung kanu butuh, dan nalang kanu susah harus tetap dipegang teguh.
Kondisi Bogor dan Jawa Barat Saat Ini [3:03]
Kondisi Bogor saat ini digambarkan dengan banyaknya keinginan dan kebutuhan rakyat yang tidak terpenuhi, sehingga menimbulkan demo dan masalah keuangan. Disampaikan harapan agar Bogor tetap tentram dan tidak perlu khawatir karena ada raja Pajajaran. Pidato ini juga menyinggung tingkatan bahasa Sunda dalam pemerintahan, seperti pupuhu (ketua) dan sulur (wakil).
Falsafah Sunda dan Pembangunan [5:04]
Falsafah Sunda mencakup alam ideu, alam raga, dan alam masa depan, yang membedakannya dengan falsafah Barat. Diingatkan untuk menempatkan warisan leluhur dalam laku lampah kehidupan. Keruntuhan Pajajaran bukan karena pertikaian agama, tetapi karena perubahan adat dan perilaku masyarakatnya.
Kerusakan Alam dan Lingkungan [7:35]
Dijelaskan mengenai kerusakan alam dan lingkungan yang terjadi, seperti sungai yang tercemar dan resi (orang berilmu) yang kehilangan ajinya. Hal ini disebabkan oleh kurikulum pendidikan yang berbasis material dan kurangnya cinta serta rasa. Pembangunan yang hanya mengejar APBD dianggap sebagai panduan, bukan tujuan.
Peran Pemimpin dan ASN [11:47]
Pemimpin harus memiliki keyakinan dan semangat dalam membangun daerah, tidak hanya terpaku pada APBD. Pemimpin harus berpikir "out of the box" dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dicontohkan bagaimana Sri Baduga Maharaja membangun Pajajaran tanpa APBD, hanya dengan keyakinan.
Ajaran Sunda sebagai Ajaran Universal [13:19]
Ajaran Sunda yang ada di Bogor adalah ajaran universal yang harus diceritakan kepada generasi muda. Karuhun (leluhur) Sunda memiliki peradaban yang luhur dengan ilmu dan kemampuan yang luas. Jangan sampai jati diri Sunda hilang karena terpengaruh budaya lain.
Daerah yang Meninggalkan Tatali Paranti Karuhun [14:08]
Daerah yang meninggalkan tatali paranti karuhun (aturan leluhur) akan mengalami kemunduran. Setiap daerah memiliki karakter budaya dan alam yang berbeda. Dalam kaidah Sunda, terdapat papat kalima pancer (empat elemen yang menyatukan diri): tanah, air, angin, dan matahari.
Gunung sebagai Pananggeuhan [16:36]
Gunung di Bogor adalah pananggeuhan (tempat berlindung) bagi kehidupan. Gunung memberikan perlindungan, air, angin, dan matahari. Gunung Salaka (Salak) menyimpan kekayaan mineral yang disembunyikan karena orang Sunda tidak boleh menambang. Hal ini sejalan dengan negara modern seperti New Zealand yang melarang penambangan untuk menjaga alam.
Sunan Ambu dan Ibu Pertiwi [19:38]
Tanah dalam budaya Sunda disebut Sunan Ambu (ibu), sehingga harus diperlakukan dengan hormat. Ironisnya, Ibu Pertiwi (Indonesia) seringkali "diperkosa" dengan penambangan yang merusak lingkungan. Ditantang untuk menunjukkan daerah yang terus-menerus ditambang tetapi rakyatnya makmur.
Babad Ngahiang Prabu Siliwangi [20:37]
Babad ngahiang Prabu Siliwangi (menghilangnya Prabu Siliwangi) bukan karena kalah atau frustasi, tetapi karena memilih untuk menjadi rakyat biasa dan membangun kabuyutan (kampung adat). Kampung adat memberikan contoh bahwa tanpa pemimpin formal pun, rakyat bisa hidup gemah ripah repeh rapih.
Sindiran untuk Pembangunan Modern [21:39]
Disampaikan sindiran terhadap pembangunan modern yang seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat adat. Dicontohkan bagaimana masyarakat Baduy menolak pembangunan puskesmas, pusat ekonomi, dan sekolah karena mereka sudah hidup sehat dan makmur dengan cara mereka sendiri.
Mewujudkan Alam Pajajaran Anyar [23:13]
Diingatkan untuk mewujudkan alam Pajajaran anyar (Pajajaran baru) dengan tata ruang tritangtu dibuana (selaras dengan alam), tata kehidupan sipil yang ideal (Rama Resi Prabu), dan sistem nilai yang menjunjung tinggi kebenaran. Pemimpin harus menulis di batu, bukan di air, agar jejaknya abadi.
Harapan untuk Bogor [25:00]
Diharapkan milangkala (ulang tahun) Bogor dapat mengembalikan kasarakan (kehormatan) dan pawalina (kewibawaannya). Pemimpin dan rakyat harus bersatu dan selaras. Diusulkan untuk membangun Kampung Pakuan Pajajaran sebagai pusat sejarah peradaban Sunda di Bogor, serta tugu yang setinggi Monas sebagai tetenger (penanda).
Bogor dan Pengaruhnya terhadap Indonesia [26:01]
Jawa Barat, khususnya Bogor, memiliki pengaruh besar terhadap Indonesia. Jika Bogor dan Jawa Barat sehat, maka Indonesia juga akan sehat. Diingatkan bahwa tanah Bogor adalah tanah pusaka yang harus dijaga dan dicintai.
Pesan untuk Pemimpin Bogor [26:37]
Para pemimpin yang pernah menjabat di Bogor selalu sukses, seperti Pak Harto, Pak SBY, dan Pak Jokowi. Diharapkan pemimpin Bogor saat ini juga mencintai Bogor dan berani menindak tegas perusak lingkungan. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu.
Penutup [28:27]
Penutup pidato berisi harapan agar Bogor semakin maju dan cita-cita pembangunan tercapai. Disampaikan salam dan doa untuk seluruh masyarakat Bogor.