Ringkasan Singkat
Video ini membahas sejarah Sri Lanka sebagai tempat pembuangan bagi orang-orang yang dianggap berbahaya oleh VOC dari berbagai wilayah di Nusantara. Beberapa tokoh penting seperti raja Mataram, bangsawan Banten dan Sulawesi, serta ulama terkenal seperti Syekh Yusuf Almakasari pernah dibuang ke sana. Pembuangan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap tokoh-tokoh tersebut dan perjuangan mereka melawan VOC.
- Sri Lanka menjadi tempat pembuangan VOC bagi tokoh-tokoh dari Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
- Beberapa tokoh penting yang dibuang ke Sri Lanka antara lain Amangkurat III, Pangeran Ario Mangkunegoro, Sultan Zainal Arifin, Kareng Sangunglo, dan Syekh Yusuf Almakasari.
- Pembuangan ini memicu perlawanan terhadap VOC dan berdampak pada sejarah Indonesia.
Sri Lanka sebagai Tempat Pembuangan VOC [0:00]
VOC menjadikan Sri Lanka sebagai tempat pembuangan bagi orang-orang yang dianggap berbahaya dari Nusantara. Meskipun dikenal sebagai jajahan Inggris, Sri Lanka pernah dikuasai VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Daerah tersebut digunakan sebagai lokasi pengasingan bagi individu-individu yang dianggap ancaman oleh VOC dari Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
Tokoh-Tokoh yang Dibuang ke Sri Lanka [0:23]
Salah seorang raja Mataram, Amangkurat III, dibuang ke Sri Lanka sekitar tahun 1708 dan wafat di sana pada tahun 1734. Bangsawan Jawa lainnya, Pangeran Ario Mangkunegoro, juga mengalami nasib serupa. Pembuangan ayahnya membuat Raden Mas Said menjadi keras dan melawan Belanda hingga diakui sebagai penguasa di sekitar Surakarta. VOC juga membuang Sultan Banten, Zainal Arifin, dan istrinya, Syarifah Fatimah, karena kedekatan mereka dengan VOC dan upaya mereka menstabilkan kekuasaan. Dari Sulawesi, Kareng Sangunglo, anak Raja Goa Sultan Fakhrudin, juga diasingkan ke Sri Lanka.
Komunitas Melayu dan Syekh Yusuf Almakasari [1:12]
Pada masa itu, sudah terdapat komunitas Melayu di Sri Lanka. Puluhan tahun sebelumnya, ulama terkenal dari Goa, Syekh Yusuf Almakasari, juga dibuang ke Sri Lanka pada tahun 1684 karena membantu Raja Banten Sultan Ageng Tirtayasa melawan VOC. Syekh Yusuf kemudian dipindahkan ke Cape Town, Afrika Selatan.
Perubahan Kekuasaan dan Tempat Pembuangan Setelah VOC [1:32]
Setelah Sri Lanka berada di bawah kekuasaan Inggris pada tahun 1794, Sri Lanka tidak lagi menjadi tempat pembuangan bagi VOC atau Belanda. Setelah tahun 1800, VOC tidak lagi eksis. Musuh pemerintah kolonial Belanda biasanya hanya dibuang ke pulau yang berbeda, seperti Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro yang dibuang ke Sulawesi Utara, serta Cut Nyak Dien yang dibuang ke Sumedang dan paling jauh ke Papua.