Ringkasan Singkat
Video ini adalah sebuah drama yang penuh ketegangan, berpusat pada pencarian seorang anak bernama Dru yang hilang di Gunung Sarangan. Konflik muncul antara orang tua Dru, Tito dan Drupadi, dengan kekuatan mistis gunung tersebut. Video ini menyoroti pengorbanan seorang ibu, misteri hilangnya anak, dan perjuangan untuk menyelamatkannya.
- Pencarian Dru yang hilang di Gunung Sarangan.
- Konflik antara orang tua dan kekuatan mistis gunung.
- Pengorbanan seorang ibu untuk menyelamatkan anaknya.
Pilihan Sulit dan Kepergian Drupadi [0:02]
Adegan dimulai dengan percakapan dalam bahasa Sunda, di mana Drupadi dihadapkan pada pilihan sulit: menyerahkan dirinya atau anaknya. Drupadi terkejut dan bertanya-tanya mengapa ibunya menangis dan hendak pergi. Adegan ini menciptakan suasana misterius dan menegangkan.
Pencarian di Gunung Sarangan [0:13]
Tito mempertanyakan penghentian pencarian anaknya di Posko Gunung Sarangan. Ia marah dan menawarkan dirinya sebagai pengganti anaknya, menunjukkan keputusasaan dan cintanya yang besar pada Dru.
Rencana Perayaan Ulang Tahun dan Trekking [0:26]
Drupadi memberitahu Tito tentang rencana trekking bersama teman-temannya ke Sentul atau Hambalang untuk merayakan ulang tahun. Mereka berencana untuk kembali pada malam hari dan memberikan kejutan.
Eksplorasi "Kota Mati" dan Peringatan [0:43]
Saat mereka tiba di lokasi, lagu "Kota Mati" dari NOAH diputar, menciptakan suasana yang mencekam. Drupadi bertanya kepada seorang pria bernama Kang tentang tempat tersembunyi yang bagus di daerah tersebut. Kemudian, teman-teman memutuskan untuk naik ke atas, meskipun ada larangan masuk.
Hilangnya Dru dan Raka [1:06]
Seorang wanita bertanya-tanya ke mana Dru dan Raka pergi. Tito menerima telepon dari Jagawana Gunung Sarangan, yang melaporkan bahwa tim telah mencapai Curug Citapa dan sedang melakukan penyisiran jalan. Bernard menyarankan agar mereka tidak ikut naik karena medannya sudah berbeda.
Konfrontasi dengan Kekuatan Mistis [1:46]
Drupadi menemukan ibunya dan mengungkapkan kerinduannya. Adegan beralih ke bahasa Sunda, di mana ada perintah untuk mendorong. Musik menegangkan mengiringi adegan ini, diikuti dengan pernyataan bahwa "manusia yang makan itu akan dimakan," mengisyaratkan adanya kekuatan mistis yang berbahaya.