Ringkasan Singkat
Video ini membahas tentang pentingnya mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti murid berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Budi pekerti adalah kesatuan antara pikiran, perasaan, dan kemauan yang menghasilkan tenaga. Keluarga adalah tempat utama melatih karakter anak, dan guru berperan membantu murid menemukan kecerdasan budi pekerti melalui tuntunan dan teladan. Pendidikan erat kaitannya dengan kecerdasan pikiran murid yang dapat ditumbuhkan melalui pengaruh lingkungan dan tuntunan guru.
- Budi pekerti adalah kesatuan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
- Keluarga adalah tempat utama melatih karakter anak.
- Guru berperan membantu murid menemukan kecerdasan budi pekerti.
- Pendidikan erat kaitannya dengan kecerdasan pikiran murid.
Pendahuluan [0:10]
Video ini dibuka dengan salam kepada guru-guru dan memperkenalkan modul tentang mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti. Materi yang akan dibahas adalah budi pekerti berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, dengan tujuan agar guru dapat memahami gagasan Ki Hajar Dewantara mengenai tujuan dan asas pendidikan nasional untuk melatih dan mendidik kecerdasan budi pekerti murid.
Ilustrasi: Lomba Cerdas Cermat [0:39]
Sebuah cerita ilustrasi mengawali pembahasan, menceritakan tentang Wuri yang mengikuti lomba cerdas cermat berkelompok. Wuri merasa paling pandai dan selalu berusaha menjawab pertanyaan tanpa berdiskusi dengan teman-temannya, membuat teman satu timnya merasa diabaikan. Akibatnya, banyak jawaban yang salah dan timnya tidak lolos ke babak selanjutnya. Ibu Handa, guru mereka, menyadari bahwa selama ini ia terlalu fokus melatih penguasaan materi lomba dan lalai mengajarkan perilaku rendah hati dan bekerja sama.
Definisi Budi Pekerti [2:24]
Budi pekerti atau watak diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia yang merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran (kognitif), perasaan (afektif), dan kehendak atau kemauan (psikomotorik) sehingga menimbulkan suatu tenaga. Contohnya, seseorang yang memiliki budi pekerti jujur akan merasa terganggu jika melihat ketidakjujuran terjadi di sekitarnya. Pengetahuan tentang kejujuran (kognitif) diikuti dengan perasaan gelisah jika berperilaku tidak jujur (afektif) menghasilkan watak jujur (psikomotorik).
Bagian Biologis dan Inteligible [3:46]
Watak atau budi pekerti memiliki dua bagian, yaitu biologis (berhubungan dengan rasa seperti takut, cemas, senang, sedih) dan inteligible (berhubungan dengan kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir). Ki Hajar Dewantara menggunakan kedua bagian ini untuk menjelaskan kertas bertuliskan tulisan samar dalam teori konvergensi. Keluarga merupakan tempat utama dan terbaik dalam melatih karakter anak, menjadi laboratorium awal dan utama melatih kecerdasan budi pekerti anak.
Peran Pendidik dalam Menumbuhkan Budi Pekerti [5:06]
Pendidik di sekolah berperan membantu murid menemukan kecerdasan budi pekerti dengan tuntunan dan teladan yang sesuai dengan kebutuhan murid. Seseorang yang mempunyai kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan, merasakan, dan mempertimbangkan setiap perilaku yang ditampilkannya.
Hubungan Pendidikan dan Kecerdasan Pikiran [5:36]
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan bagian inteligible dari budi pekerti karena berhubungan dengan kecerdasan pikiran murid yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Murid dapat menumbuhkan kecakapan berpikir dengan baik karena pengaruh keadaan, termasuk tuntunan dari pendidik. Proses memahami sesuatu menggunakan panca indra sejak kecil, meniru, mengulangi kata, hingga mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung adalah contohnya.
Menemukan dan Mengendalikan Budi Pekerti Murid [7:06]
Pendidik menemukan berbagai macam watak murid setiap harinya di kelas, menemani proses belajarnya, mendampingi tumbuhnya kecerdasan pikirnya, dan membantu murid menemukan budi pekerti atau watak baiknya, serta membantu murid mengendalikan dan memperbaiki watak atau budi pekerti yang kurang baik. Contohnya, membantu murid yang belum mampu membaca, menulis, dan berhitung atau murid yang pemalu untuk mengungkapkan pendapatnya.
Menanamkan Kesadaran pada Murid [8:32]
Memahami kemampuan kodrat anak sebagai individu yang sadar mampu memikirkan, memahami, merasakan, berempati, berkehendak, dan bertindak semestinya dapat ditanamkan dalam benak pendidik agar murid mampu berefleksi, memberikan makna dari pengalaman-pengalamannya untuk mengenal dirinya, sehingga murid dapat menjadi manusia yang merdeka, berakal budi, yang menentukan keberadaan dan jati dirinya.
Penutup [9:35]
Video ditutup dengan harapan agar materi tentang budi pekerti atau watak ini dapat memantapkan setiap langkah guru dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.