Ringkasan Singkat
Video ini membahas konsep "menghendaki" dan "dikehendaki" dalam perspektif Islam, menekankan pentingnya keseimbangan antara usaha manusia dan kehendak Allah. Berikut poin-poin utamanya:
- Manusia harus memiliki kehendak dan berusaha, tetapi juga harus berserah diri pada kehendak Allah.
- Petunjuk dan hidayah dari Allah selalu tersedia, tetapi seringkali terhalang oleh keinginan atau penolakan diri sendiri.
- Al-Qur'an harus dipahami tidak hanya sebagai teks tertulis, tetapi juga dihayati dalam hati dan direfleksikan dalam alam semesta.
Pembukaan: Menghendaki dan Dikehendaki [0:00]
Video dimulai dengan membahas ayat-ayat Al-Qur'an tentang hikmah dan hidayah yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehendaki. Muncul pertanyaan apakah hidayah itu hanya ditunggu atau ada usaha dari manusia. Dijelaskan bahwa ada paradoks: di satu sisi, manusia harus memurnikan niat dan melepaskan semua keinginan, tetapi di sisi lain, tidak boleh apatis dan harus tetap memiliki kehendak. Titik tengahnya adalah "bersedia" menerima kehendak Allah.
Keseimbangan Kehendak Manusia dan Kehendak Allah [3:37]
Surat Ar-Rum ayat 15 menjelaskan bahwa manusia memerlukan Allah, tetapi Allah tidak memerlukan apa pun. Surat At-Takwir ayat 27-30 menyatakan bahwa manusia berkehendak menempuh jalan lurus, tetapi tidak dapat melakukannya kecuali jika dikehendaki Allah. Oleh karena itu, manusia harus memasrahkan kehendak, keinginan, dan harapan kepada Allah, tetapi tetap memiliki kehendak di awal. Kewajiban Allah akan datang ketika manusia memenuhi persyaratan sesuai dengan ilmu dan hukum Allah.
Niat dan Kehendak yang Ikhlas [7:51]
Kehendak berkaitan erat dengan niat yang ikhlas. Manusia harus memiliki kehendak, tetapi tidak boleh memiliki keinginan yang berlebihan. Di duniawi, manusia harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, tetapi di ranah spiritual, harus melepaskan semua harapan dan menyerahkan diri pada kehendak Tuhan. Petunjuk dari Tuhan sudah diberikan sejak awal, tetapi seringkali terhalang oleh ketidakmauan atau keinginan yang berlebihan.
Al-Qur'an: Teks, Hati, dan Semesta [11:14]
Al-Qur'an diturunkan secara bertahap agar manusia dapat memahaminya perlahan-lahan dan sistematis. Surat Ibrahim ayat 1 menjelaskan bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara terperinci. Al-Qur'an harus dipahami tidak hanya sebagai teks tertulis (mushaf), tetapi juga dihayati dalam hati dan direfleksikan dalam alam semesta. Ketiganya harus terhubung dan sinkron. Jika lautan menjadi tinta dan pohon menjadi pena, kalimat-kalimat Allah tetap tidak akan habis tertuliskan. Membenarkan firman Allah (sodqallahulazim) harus dibuktikan dalam hati dan kenyataan.
Penutup: Menjaga Titik Tengah [17:29]
Video ditutup dengan menekankan pentingnya menjaga titik tengah antara menghendaki dan dikehendaki. Manusia harus berusaha dan berkehendak, tetapi juga berserah diri pada kehendak Allah. Jangan hanya menunggu, tetapi juga jangan terlalu menginginkan. Pertengahan adalah kunci untuk mencapai keseimbangan dan menerima apa pun yang Allah kehendaki.